Kita di Indonesia begitu
terpeson dengan industri. Industri adalah simbol kemajuan, sedang pertanian
adalah simbol keterbelakangan. Lalu, ketika kita akhirnya nyerah, dan bertekad
bulat tetap mengembangkan pertanian, maka menjadilah apa yang kita sebut dengan
“pertanian industrial”. Industri dan pertanian jelas dua hal yang berbeda.
Sebelum kita kawinkan kedua ini, baik kita paham dulu apa karakter industri apa
pula karakter pertanian.
Perbedaan industri dengan pertanian dan pertanian industrial
Industri |
Pertanian
|
Pertanian industrial
|
Ciri pokoknya adalah sistematis, dan produksinya
mudah diduplikasi (duplicated).
|
Pemeliharaan
tanaman dan hewan secara sistematik dan berkelanjutan yang dijalankan oleh
manusia.
|
Menjalankan
usaha pertanian dengan metoda seperti industri
|
Menurut arkeolog telah ada di dunia ini jauh
sebelum pertanian, yakni ketika manusia sudah mneggunakan alat.
|
Ditemukan
antara 12 hingga 15 ribu sebelum masehi.
|
Berkembang
pertengahan abad ke 20.
|
Memiliki konotasi yang dekat dengan pabrik.
Pekerjaan dilakukan dalam ruang tertutup atau terkontrol penuh.
|
Pekerjaan
dilakukan di ruang terbuka, yang tidak seluruh faktor dapat dikontrol terutama
faktor air, cuaca, hama penyakit, dll.
|
Berupaya
mengontrol semua faktor yang berpengaruh. Menggunakan pembatas dengan alam,
misalnya plastik dan kaca untuk membuat rumah kaca misalnya.
|
Mengandalkan alat dan mesin-mesin, yang bahkan
dikontrol juga oleh mesin (komputer)
|
Asalnya lebih mengutamakan tenaga manusia, lalu
mesin mulai digunakan.
|
Berupaya
sebanyak-banyaknya menggunakan mesin mulai dari tanam, memupuk, menyiang
sampai panen. Menyingkirkan tenaga manusia.
|
Menghasilkan produk seragam, karena kondisi bisa
terjaga serta input dan proses dengan mesin yang sama persis
|
Produk
tidak seragam, bergantung varietas, jumlah dan kualitas input, kondisi tanah,
iklim, dll
|
Berupaya
menghasilkan produk yang seragam
|
Produksi bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja
dengan hasil yang sama.
|
Bergantung
musim dan tempat. Sehingga lahirlah konsep identitas geografis (geographical identity)
|
Berupaya
menghasilkan produk yang seragam, dan diupayakan ada setiap bulan dalam
setahun. Maka diupayakan misalnya buah mangga yang ukuran, rasa, dan bentuk
yang sama persis.
|
Selera konsumen dijadikan basis dalam produksi,
dan mesin diciptakan untuk memproduksinya.
|
Bergantung
kepada alam. Kondisi tanah, air, cuaca dan lain-lain menjadi basis seperti
apa buah dan sayur yang bisa dipanen. Biodiversitas tinggi.
|
Selera
konsumen dijadikan basis dalam produksi. Menurunkan biodiversitas.
|
Aktivitas berlangsung sepanjang tahun. Manajemen
kerja standar dan general, tidak berbeda antar bulan manapun.
|
Aktivitas
bergantung kepada irama alam. Nelayan tidak melaut jika sedang bulan purnama.
Itulah masa untuk beristirahat.
|
Diupayakan
tidak ada lagi istrirahat. Nelayan ke laut sepanjang tahun, karena
menggunakan kapal besar dan teknologi penangkapan tidak terganggu cahaya
rembulan.
|
Orang-orang yang terpesona
dengan cara kerja industri, lalu ingin mengaplikasikannya kepada pertanian.
Maka lahirlah industri pertanian. Meskipun industri tidak hanya
bermakna teknis atau teknologi, namun juga bermakna manajemen dan keluasan
skalanya.
Terperangkap dalam sense industri, dengan membayangkan
pabrik dan mesin-mesin, maka kita lalu menjadi
ingin memproduksi mangga sepanjang tahun tanpa terputus. Kita paksa jeruk berbuah dengan
warna, besar, dan rasa yang sama persis.
Kita mengharamkan variasi. Kita menolak hukum alam. Kita mengumpamakan jeruk
dengan sandal yang bisa dibikin dalam warna dan model yang sama.
Lalu, apa akibatnya? Karena
pohon mangga dipaksa berbuah di luar musim, maka setahun dua tahun berikutnya
ia akan merana dan lalu mati. Kita lalu menebangi jeruk-jeruk yang buahnya
berbeda. Yang asem dan berbuah ga seragam dipotong, sehingga biodiversity menjadi menciut. Kita
merusak plasma nutfah. Kita melawan hukum alam, menolah berkah Allah.
Ilmu ekonomi yang
mempelajari juga berbeda. Kita mengenal ada “ekonomi industri” dan “ekonomi
pertanian”.
Industrial economics mempelajari hukum-hukum ekonomi
dalam kegiatan indsutri berkenaan dengan manajemen sistem industri untuk
meningkatkan efisiensi dan peningkatan kualitas. Kegiatan industri lalu
berkembang atas puluhan cabang sesuai dengan objeknya, mulai dari industri pertambangan,
kimia, pangan, energi, metal, dan industri yang menghasilkan mesin-mesin. Kerumitan
kegiatan produksi modern melahirkan disiplin “enterprise economics” yang di dalamnya membicarakan tentang
organisasi, perencanaan, dan manajemen perusahaan. Ia membicarakan
masalah ekonomi dalam mengoperasikan perusahaan dalam upaya mencapai optimum utilization. Industrial
economics juga berkaitan dengan lapangan pengetahuan tentang national
economic planning, statistics, labor economics, economic geography, finance and
credit, and pricing, technical and mathematical sciences. *****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar