Minggu, 15 Januari 2017

Pertanian vs Industri



Kita di Indonesia begitu terpeson dengan industri. Industri adalah simbol kemajuan, sedang pertanian adalah simbol keterbelakangan. Lalu, ketika kita akhirnya nyerah, dan bertekad bulat tetap mengembangkan pertanian, maka menjadilah apa yang kita sebut dengan “pertanian industrial”. Industri dan pertanian jelas dua hal yang berbeda. Sebelum kita kawinkan kedua ini, baik kita paham dulu apa karakter industri apa pula karakter pertanian.

Perbedaan industri dengan pertanian dan pertanian industrial

Industri


Pertanian
Pertanian industrial

Ciri pokoknya adalah sistematis, dan produksinya mudah diduplikasi (duplicated).


Pemeliharaan tanaman dan hewan secara sistematik dan berkelanjutan yang dijalankan oleh manusia.

Menjalankan usaha pertanian dengan metoda seperti industri
Menurut arkeolog telah ada di dunia ini jauh sebelum pertanian, yakni ketika manusia sudah mneggunakan alat.
Ditemukan antara 12 hingga 15 ribu sebelum masehi.
Berkembang pertengahan abad ke 20.
Memiliki konotasi yang dekat dengan pabrik. Pekerjaan dilakukan dalam ruang tertutup atau terkontrol penuh.
Pekerjaan dilakukan di ruang terbuka, yang tidak seluruh faktor dapat dikontrol terutama faktor air, cuaca, hama penyakit, dll.
Berupaya mengontrol semua faktor yang berpengaruh. Menggunakan pembatas dengan alam, misalnya plastik dan kaca untuk membuat rumah kaca misalnya.
Mengandalkan alat dan mesin-mesin, yang bahkan dikontrol juga oleh mesin (komputer)
Asalnya  lebih mengutamakan tenaga manusia, lalu mesin mulai digunakan.
Berupaya sebanyak-banyaknya menggunakan mesin mulai dari tanam, memupuk, menyiang sampai panen. Menyingkirkan tenaga manusia.
Menghasilkan produk seragam, karena kondisi bisa terjaga serta input dan proses dengan mesin yang sama persis
Produk tidak seragam, bergantung varietas, jumlah dan kualitas input, kondisi tanah, iklim, dll
Berupaya menghasilkan produk yang seragam
Produksi bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja dengan hasil yang sama.
Bergantung musim dan tempat. Sehingga lahirlah konsep identitas geografis (geographical identity)
Berupaya menghasilkan produk yang seragam, dan diupayakan ada setiap bulan dalam setahun. Maka diupayakan misalnya buah mangga yang ukuran, rasa, dan bentuk yang sama persis.
Selera konsumen dijadikan basis dalam produksi, dan mesin diciptakan untuk memproduksinya.
Bergantung kepada alam. Kondisi tanah, air, cuaca dan lain-lain menjadi basis seperti apa buah dan sayur yang bisa dipanen. Biodiversitas tinggi.
Selera konsumen dijadikan basis dalam produksi. Menurunkan biodiversitas.
Aktivitas berlangsung sepanjang tahun. Manajemen kerja standar dan general, tidak berbeda antar bulan manapun.
Aktivitas bergantung kepada irama alam. Nelayan tidak melaut jika sedang bulan purnama. Itulah masa untuk beristirahat.
Diupayakan tidak ada lagi istrirahat. Nelayan ke laut sepanjang tahun, karena menggunakan kapal besar dan teknologi penangkapan tidak terganggu cahaya rembulan.

Orang-orang yang terpesona dengan cara kerja industri, lalu ingin mengaplikasikannya kepada pertanian. Maka lahirlah industri pertanian. Meskipun industri tidak hanya bermakna teknis atau teknologi, namun juga bermakna manajemen dan keluasan skalanya.

Terperangkap dalam sense industri, dengan membayangkan pabrik dan mesin-mesin, maka kita lalu menjadi ingin memproduksi mangga sepanjang tahun tanpa terputus. Kita paksa jeruk berbuah dengan warna, besar, dan rasa yang sama persis. Kita mengharamkan variasi. Kita menolak hukum alam. Kita mengumpamakan jeruk dengan sandal yang bisa dibikin dalam warna dan model yang sama.

Lalu, apa akibatnya? Karena pohon mangga dipaksa berbuah di luar musim, maka setahun dua tahun berikutnya ia akan merana dan lalu mati. Kita lalu menebangi jeruk-jeruk yang buahnya berbeda. Yang asem dan berbuah ga seragam dipotong, sehingga biodiversity menjadi menciut. Kita merusak plasma nutfah. Kita melawan hukum alam, menolah berkah Allah.

Ilmu ekonomi yang mempelajari juga berbeda. Kita mengenal ada “ekonomi industri” dan “ekonomi pertanian”. 
Industrial economics  mempelajari hukum-hukum ekonomi dalam kegiatan indsutri berkenaan dengan manajemen sistem industri untuk meningkatkan efisiensi dan peningkatan kualitas. Kegiatan industri lalu berkembang atas puluhan cabang sesuai dengan objeknya, mulai dari industri pertambangan, kimia, pangan, energi, metal, dan industri yang menghasilkan mesin-mesin. Kerumitan kegiatan produksi modern melahirkan disiplin “enterprise economics” yang di dalamnya membicarakan tentang organisasi, perencanaan, dan manajemen perusahaan.  Ia membicarakan masalah ekonomi dalam mengoperasikan perusahaan dalam upaya mencapai optimum utilization. Industrial economics  juga berkaitan dengan lapangan pengetahuan tentang national economic planning, statistics, labor economics, economic geography, finance and credit, and pricing, technical and mathematical sciences. *****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar