Kamis, 26 Januari 2017

Supply Chain Management vs Manajemen Logistik

Memahami apa itu manajemen rantai pasok tidaklah mudah, meskipun secara umum ini merupakan suatu sistem kerja yang mengatur distribusi barang dan jasa mulai dari produsen hingga ke konsumen. Di dalam sistem ini, salah satunya terdapat kegiatan manajemen logistik. Secara kasar keduanya kelihatan sama, namun apabila lebih diperinci lagi akan terlihat perbedaannya. Keduanya menyangkut pengelolaan arus barang dan jasa, yakni pengelolaan mengenai pembelian, pergerakan, penyimpanan, pengangkutan, administrasi dan penyaluran barang. Pada intinya, keduanya menyangkut usaha untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan barang.

Perbedaan Manajemen Logistik dengan Supply Chain Management

Manajemen Logistik

Manajemen Supplay Chain


Logistik adalah bagian dari kegiatan supply  chain. Kegiatan ini dipimpin mungkin oleh seorang kepala bagian.

Supply  chain lebih luas. Ini mengenai manajemen rantai pasokan (supply) mulai dari hulu sampai ke hilir sampai ke konsumen. Ini menjadi tanggung jawab manajer supply chain.
Logistik meliputi kegiatan seperti pergudangan (warehouse), distribusi barang, transportasi barang (freight transportation), dan pengelolaan pesanan (sales order processing).
Meliputi semua kegiatan logistik ditambah dengan beberapa kegiatan lagi seperti pembelian (purchasing), pengadaan (procurement), perencanaan kapasitas produksi (capacity planning), perencanaan pasokan (supply planning), dan perencanaan kebutuhan (forecast demand).
Memfokuskan pada pengoptimalan rencana orientasi dan kerangka kerja berupa pembuatan rencana tunggal untuk aliran produk dan informasi di dalam perusahaan.
Kegiatan yang terpenting dalam supply chain adalah bagaimana cara untuk menyeimbangkan supply dengan demand.
§  Mengutamakan pengelolaan arus barang dalam perusahaan, berorientasi pada perencanaan dan kerangka kerja yang menghasilkan rencana tunggal arus barang dan informasi di seluruh perusahaan.
§  Mengutamakan arah barang antar perusahaan, sejak paling hulu hingga paling hilir. Atas dasar kerangka kerja ini menghubungkan usaha dan kordinasi antar proses dari perusahaan-perusahaan lain dalam pipelines mulai dari supplier sampai kepada pelanggan

Seorang direktur supply chain biasanya akan membawahi bagian pengadaan (procurement), bagian logistik, bagian perencanaan pasokan (supply planning), bagian pengelolaan pesanan (customer order), dan bagian perencanaan penjualan (demand planning). Dilihat dari sisi sistem informasi yang biasanya diimplementasikan, bagian logistik biasanya mempunyai sistem informasi yang disebut WMS (Warehouse Management System) yang meliputi kegiatan pengelolaan gudang, penjadwalan transportasi, dan pengelolaan keluar masuk barang (inbound-outbound).

Pada cakupan yang lebih besar, supply chain biasanya melibatkan sistem informasi yang dinamakan ERP (Enterprise Resource Planning) yang meliputi berbagai kegiatan perencanaan mulai dari perencanaan material, penjadwalan produksi, perencanaan inventory, sampai dengan perencanaan penjualan. Karena banyaknya cakupan kegiatan perencanaan yang ada di dalam sistem informasi ERP, maka sistem informasi ini biasanya dipecah dalam beberapa modul. Modul WMS biasanya merupakan salah satu bagian dari modul-modul ERP. *******


Tidak ada komentar:

Posting Komentar