Satu
konsep kemiskinan yang cukup menarik disampaikan Amartya Sen, seorang ilmuwan
ekonomi penerima Hadiah Nobel. Umumnya
indikator kemiskinan pada banyak konsep
mengukur “hasil” yang dengan mudahnya adalah dengan menghitung pendapatan dan
kepemilikan hartanya. Namun Sen melihat pada penyebab kemiskinan. Dengan
melihat pada penyebab tentu akan lebih mudah sampai kepada apa program untuk
menghilangkan penyebabnya tadi.
Amartya
Sen menyatakan bahwa kemiskinan terjadi akibat perampasan kapabilitas (capability deprivation) yakni kebebasan
untuk mencapai sesuatu dalam hidup seseorang. Amartya Sen menunjukkan
bahwa kemiskinan yang menjerat beberapa negara Asia dan Afrika adalah buah
kelalaian negara yang menafikkan demokrasi dalam memutar roda perekonomiannya.
Jika melihat realita di negara-negara Asia-Afrika, masih banyak yang mempraktekkan
demokrasi hanya sebatas demokrasi formal yang tercermin dalam pemilihan
umum. Demokrasi substansial yang menghendaki kekuasaan dan kedaulatan
rakyat dalam berbagai kehidupan belum berjalan secara optimal. Ia
meyakini bahwa bila manusia mampu mengoptimalkan potensinya, maka akan bisa
maksimal pula kontribusinya untuk kesejahteraan bersama.
Menurut
Sen, penyebab dari langgengnya kemiskinan, ketidakberdayaan, maupun
keterbelakangan adalah persoalan aksesibilitas (Sarshar, 2010; Sen, 1981).
Karena manusia mempunyai keterbatasan pilihan untuk mengembangkan hidupnya,
maka mereka hanya menjalankan apa yang terpaksa dapat dilakukan, bukan apa yang
seharusnya bisa dilakukan. Dengan demikian, potensi mereka mengembangkan
hidup menjadi terhambat. Aksesibilitas yang dimaksud Sen adalah
terfasilitasinya kebebasan politik, kesempatan ekonomi, kesempatan sosial
(pendidikan, kesehatan, dan lain-lain), transparansi, serta adanya jaring
pengaman sosial.
Perbedaan
batasan kemiskinan menurut konsep umum dengan konsep Amartya Sen
Kemiskinan (secara general)
|
Kemiskinan menurut Amartya Sen
|
Orang
yang miskin karena tidak atau tidak cukup memiliki sesuatu, yaitu tidak cukup
makan, tidak punya baju cukup, tidak punya rumah yang layak.
|
Orang jadi miskin karena mereka
tidak bisa melakukan sesuatu, bukan karena tidak memiliki sesuatu.
|
Kemiskinan
hanya mengukur hasil dari satu proses
|
Mengukur penyebab timbulnya kemiskinan. Ia memperhatikan
penyebabnya, bukan hasilnya.
|
Maka,
kunci pemberantasan kemiskinan adalah meningkatkan “kepemilikan” si miskin.
|
Kunci pemberantasan kemiskinan adalah membuka “akses”, yaitu akses ke lembaga pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan infrastruktur.
|
Programnya
adalah bantuan pangan (misal Raskin), bantuan biaya sekolah, berobat gratis.
|
Programnya adalah membuka akses dengan membuka lapangan
kerja
|
Contoh
di Indonesia adalah Bantuan Langsung Tunai (BLT), sehingga pendapatan jadi
naik. Ketika petugas BPS datang seminggu setelah menerima BLT, maka rumah
tangga tadi tidak lagi tergolong miskin.
|
Kartu sehat, Surat Keterangan
Miskin untuk berobat gratis, BPJS, kartu siswa miskin di DKI Jakarta, dll.
|
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar