Pertanian berkelanjutan adalah salah
satu cara memproduksi makanan secara berlimpah tanpa menghabiskan sumber daya
bumi atau mencemari lingkungannya. Ini adalah pertanian yang mengikuti
prinsip-prinsip alam untuk mengembangkan sistem untuk membudidayakan tanaman
dan ternak, sebagaimana halnya alam mempertahankan diri. Pertanian
berkelanjutan juga pertanian yang sesuai dengan nilai-nilai sosial, dan makanan
yang sehat untuk semua orang.
Prinsip pertanian berkelanjutan mencakup keberlanjutan usaha
itu sendiri, dan juga keberlanjutan dalam konteks lingkungan. Karena itu, agar
berlanjut dengan mulus, maka pahami peluang pasar produk anda, lindungi
keuntungan perusahaan anda, dan berikan selalu niilai tambah ke produk anda.
Strategi lain adalah dengan mendiversifikasi produk dan usaha, kuatkan
integrasi vertikal perusahaan, dapat pula lakukan pemasaran langsung dan pasar
premium khusus, pertimbangkan pula kerja sama dengan petani lainnya, dan
carikan nilai tambah melalui pengolahan produk anda. Ini lebih pada
keberlanjutan dalam konteks ekonomi.
Untuk keberlanjutan secara sumber daya
alam, maka perhatikan untuk menjaga dan memperbaiki struktur tanah dan
kesuburan. Untuk itu kurangi penggunaan pupuk sintetik, pupuk secukupnya saja sesuai
hasil uji tanah, serta minimalkan atau hilangkan pengolahan tanah. Pikirkanlah
bahwa tanah tidak hanya sebagai substrat fisik dan kimia tetapi juga sebagai
entitas yang hidup. Maka kita perlu bijak mengelola organisme tanah untuk
melestarikan keragaman mereka secara sehat. Cara lain adalah menjaga penutup
tanah sepanjang tahun dengan menggunakan tanaman penutup dan mulsa dan dengan
meninggalkan sisa tanaman di lapangan. Tingkatkan
bahan
organik tanah dan humus aktif biologis.
Dalam konteks menjaga sumber daya air,
maka praktekkan konservasi tanah yang mengurangi potensi limpasan air dan
erosi, serta tanam tanaman tahunan seperti hijauan, pohon, dan semak-semak.
Tanam pula tanaman penangkap atau tanaman penutup untuk mengambil nutrisi yang
dapat larut ke lapisan tanah tersebut. Kelola irigasi untuk meningkatkan
serapan hara dan mengurangi pencucian hara.
Untuk mengelola hama secara ekologis
tekan penggunaan pestisida. Kembangkan jasad biologis aktif tanah dengan
menciptakan habitat bagi organisme yang menguntungkan, dan memilih kultivar
tanaman yang sesuai. Lihat pertanian sebagai komponen dari ekosistem, dan ambil
tindakan untuk memulihkan dan meningkatkan keseimbangan predator hama. Gunakan
pestisida sebagai pilihan terakhir, ketika kontrol biologis dan budaya telah
gagal untuk menjaga populasi hama di bawah tingkat kerusakan ekonomis. Dan
carilah pestisida yang paling sedikit mengandung racun. Maksimalkan
keanekaragaman hayati di lahan pertanian dengan mengintegrasikan produksi
tanaman dan peternakan, serta gunakan pagar hidup, tanaman insectary, tanaman penutup, dan penampungan air untuk menarik dan
mendukung populasi serangga yang menguntungkan, kelelawar, dan burung. Hindari monocropping dan lakukan rotasi tanaman,
tumpangsari, dan penanaman pendamping, serta tanam tanaman penutup.
Sementara, metode pertanian
organik secara internasional diatur dan
dilegalisasi oleh berbagai pihak, didasarkan kepada standar yang disusun oleh Internastional Federation of Organic
Agriculture Movement (IFOAM), sebagai organisasi payung yang berdiri
semenjak tahun 1972. IFOAM
mendefinisikan tujuan pertanian organik sebagai:
"Organic agriculture is a production
system that sustains the health of soils, ecosystems and people. It relies on
ecological processes, biodiverity and cycles adapted to local conditions,
rather than the use of inputs with adverse effects. Organic agriculture
combines tradition, innovation and science to benefit the shared environment and
promote fair relationships and a good quality of life for all involved..."
Pertanian
organik mengharamkan pestisida sintetis dan pupuk konvensional. Definisi
pertanian organik menurut National
Organic Standards Board (NOSB), panel penasihat federal yang diciptakan
untuk memberikan saran kepada USDA pada pengembangan kebijakan organik adalah: "Sistem manajemen produksi ekologi yang
mempromosikan dan meningkatkan keanekaragaman hayati, siklus biologis dan
aktivitas biologi tanah, didasarkan pada penggunaan minimal off-farm input dan
praktek manajemen yang memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan keharmonisan
ekologi ".
Pertanian
organik mewujudkan praktek pertanian tradisional yang telah terbukti dari waktu
ke waktu. Secara tradisional, pertanian organik umumnya berukuran lebih kecil
dari operasi konvensional, dan lebih padat karya. Prinsip pertanian organik termasuk keanekaragaman hayati,
integrasi, keberlanjutan, nutrisi tumbuhan alami, pengelolaan hama alami, dan
integritas. Pertanian dengan campuran beragam tanaman memiliki kesempatan yang
lebih baik mendukung organisme menguntungkan yang membantu dalam penyerbukan
dan pengendalian hama. Keanekaragaman akan menyediakan perputaran nutrisi yang
lebih baik, penekanan penyakit, hasil panen, dan fiksasi nitrogen.
Keanekaragaman hayati dicapai melalui praktek tumpang sari, penanaman tanaman
pendamping, pembentukan habitat menguntungkan, dan rotasi tanaman.
Diversifikasi dan integrasi usaha juga saling mendukung, misalnya dengan
mengintegrasikan tanaman dengan ternak dalam satu area. Prinsip “integritas”
bermakna bahwa petani organik harus memastikan bahwa konsumennya mendapatkan
apa yang mereka bayar, dan terlindungi dari kontaminasi dan berbagai residu
kimia.
Pertanian berkelanjutan dan pertanian
organik memiliki kesejajaran yang sangat kuat. Dengan menerapkan pertanian organik,
maka otomatis keberlanjutan diperoleh. Jadi, cakupan pertanian organik lebih
luas. Di Kementan, banyak program pertanian organik telah disebarkan, bahkan
pernah ada Program “Go Organic 2010”. Tahun 2010 sudah berlalu, namun tidak
banyak yang tahu entah hasilnya seperti apa.
Perbedaan antara pertanian
berkelanjutan dengan pertanian organik
Pertanian berkelanjutan
|
Pertanian organik
|
Tidak perlu sertifikasi, lebih
sebagai filosofi, suatu way of life.
Sebagai metode produksi.
|
Harus disertifikasi oleh
organisasi tertentu, misalnya USDA
|
Belum tentu merupakan pertanian organik. Prinsip pertanian berkelanjutan adalah tidak
melawan alam namun berkerjasama dan mengikuti alam, menjaga kesehatan tanah,
mengurangi sumber daya luar, diversitas dan menyesuaikan (adjustment), durable livelihood, dan
self-dependence.
|
Pasti merupakan
pertanian berkelanjutan. Juga keanekaragaman
hayati, integrasi, nutrisi tumbuhan alami, pengelolaan hama alami, dan
integritas
|
Masih diperbolehkan menggunakan pupuk dan pestisida kimia, namun
sesedikit mungkin
|
Pupuk dan pestisida
kimia dilarang sama sekali. Hanya membolehkan pupuk organik dan pestisida
nabati.
|
Harus menguntungkan, baik dalam
jangka pendek maupun panjang.
|
Keuntungan usaha juga dipertimbangkan, namun kesehatan
produk lebih dikedepankan
|
Komponen utama adalah konservasi tanah dan air, efisiensi pengggunaan air
irigasi, rotasi tanaman untuk menangani hama dan penyakit, mengurangi pupuk
kimia (integrated nutrient management), manajemen hama terpadu,
dan manajemen gulma.
|
Lebih memperhatikan kepada penggunaan input yang
seluruhnya dari bahan organik, bukan bikinan pabrik dengan proses kimiawi.
|
Perlu
luas tertentu sehingga dapat mempraktekkan strategi keragaman tanaman sebagai
cara mengendalikan hama dan kesehatan lahan.
|
Tak ada batasan berapa luas tanaman, bisa sempit
bisa luas
|
Jarak
antara lahan pertanian dengan pasar mesti sedekat mungkin. Konsumen lokal diutamakan, dan
mengkonsumsi secepat mungkin merupakan sustainable practices yang perlu diperhatikan.
|
Jarak antara dimana makanan diproduksi dan dimana
dikonsumsi bisa sangat jauh, bahkan litas negara. Tak mempertimbangkan
pemborosan bahan bakan minyak, juga lamanya waktu antara panen sampai ke meja
makan, dll.
|
Pertanian organik pasti merupakan
pertanian berlanjut, tetapi pertanian berlanjut belum tentu merupakan pertanian
organik. Prinsip pertanian organik memiliki unsur keberkelanjutan, namun dalam
pertanian berlanjut tidak memiliki unsur berbasis organik (Organic vs Sustainable. http://www.localforage.com/...... ).
Perbedaan
antara usaha peternakan berkelanjutan dengan peternakan organik
Peternakan
berkelanjutan
|
Peternakan
organik
|
Ternak diperbolehkan dipelihara dalam lingkungan alamiahnya, sehingga
boleh merumput di luar. Memperhatikan aspek kesehatan hewan ternak, sehingga jika cuaca buruk ternak harus dilindungi di kandang.
|
Akses ternak
ke luar (outdoors) tidak menjadi
metode yang diutamakan.
|
Penggunaan antibiotik tidak dilarang secara resmi, namun boleh
sepanjang dibutuhkan. Antibiotik tidak diberikan secara rutin.
|
Antibiotik
dilarang untuk ternak sama sekali, karena bukan unsur yang organik, dan
dikhawatirkan memberi dampak pada kesehatan produk.
|
Pemberian hormon dilarang
|
Sama,
pemberian hormon juga dilarang.
|
Menghasilkan produk ternak yang selaras dengan alam, namun pangan tidak
bebas dari unsur non-organik
|
Menghasilkan
pangan yang organik
|
Terakhir, ada satu konsep lagi yang tercetus yakni “Whole Farm Planning”. Ini merupakan strategi konservasi juga yang dikombinasikan dengan
pendekatan family-oriented dalam
mengelola usahatani. Pendekatan ini memberi petani
peluang untuk mengelola kompleksitas aspek biologi dari usahatani dengan cara
yang menguntungkan. Ia merupakan sebuah sistem manajemen dengan menerapkan
aspek teknis yang ramah lingkungan, namun juga memperhatikan pihak pengelolanya
yaitu petani-petani kecil. (Whole Farm
Planning. The Minnesota Project, the Great Lakes Whole
Farm Planning Network and the Minnesota Institute for Sustainable Agriculture. http://www.extension.umn.edu/....).
*********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar