Minggu, 15 Januari 2017

Individual Action vs Colective Action



Ada 3  istilah yang sampai hari ini penggunaannya terus bolak balik, campur aduk, inkonsisten, yaitu: “lembaga”, “kelembagaan”, dan “organisasi”. Pengertiannya beda-beda antar orang, demikian pula di undang-undang, Permen dan aturan-aturan lain. Ada empat kekeliruan selama ini, yaitu: menggunakan istilah lembaga dan kelembagaan untuk menyebut organisasi, merasa dengan membuat organisasi telah menyelesaikan masalah kelembagaan, analisis organisasi dianggap sebagai analisis kelembagaan, dan jika melakukan analisis kelembagaan baru sebatas  menelaah regulasi. Penyebab utamanya mereka tidak bisa membedakan apa itu organisasi apa itu lembaga.

Lembaga dan kelembagaan jauh lebih luas dari organisasi, lebih mendasar, juga lebih utama. Jika diumpamakan sebuah akuarium, maka ikan-ikan adalah organisasinya, sedangkan air dimana ikan itu berenang adalah lembaganya. Kelembagaan adalah segala hal seputar lembaga. Sebagaimana “kehutanan” bermakna segala seputar hutan, dan “kepresidenan” adalah segala tetek bengek terkait presiden. Lembaga dan kelembagaan barang yang sama.

Namun, sebelum membicarakan itu, ada baiknya kita lihat dulu hal-hal mendasar yang sesungguhnya menjadi dasar dari objek tersebut, yaitu “relasi sosial”. Ini adalah elemen paling dasar dalam sosiologi. Perlu kita kenal dulu apa itu tindakan individual dan apa itu tindakan kolektif? Kapan itu sesuai, dan kapan itu digunakan efektif?

Individual Action vs Colective Action

Organisasi adalah sebuah wadah dimana orang-orang bisa menjalankan tindakan kolektif (collective action). Memang, secara teoritis, tindakan kolektif akan lebih menguntungkan, terutama untuk para petani kecil. Dengan bersama-sama, mereka ibarat sapu yang jauh lebih kokoh dibanding sebatang lidi. Namun, tidak selalu semua tindakan harus berupa tindakan kolektif.

Lembaga adalah sebuah social structures yang menyediakan peluang untuk melakukan tindakan kolektif dan memfasilitasi organisasi dan aktor (interests of actors). Agregasi tindakan-tindakan individual ini untuk menjadi tindakan kolektif misalnya dalam organsiasi, sangat memerlukan kondisi-kondisi tertentu dimana para petani menurut kepentingan-kepentingan individualnya merasa perlu mengalokasikan sumberdaya mereka untuk kepentingan bersama.

Tindakan kolektif dijalankan petani dalam berbagai wadah, sebagian menggunakan organisasi formal dan sebagian lagi bukan. Petani akan memilih tindakan individual atau kolektif sesuai dengan ketersediaan dan dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya. Dalam konteks kelembagaan baru, khususnya aspek kultural kognitif, maka petani akan memaknai kondisi yang dihadapinya secara aktif dan lalu memutuskan apa tindakannya. Bicara lembaga dan organisasi akan lebih terang jika kita bisa membedakan apa itu tindakan individual (individual action) dan tindakan kolektif (collective action).

Perbedaan antara tindakan individual dengan tindakan kolektif

Tindakan individual
Tindakan kolektif

Dapat dimaknai sebagai tindakan yang berkenaan dengan kepentingan diri aktor sendiri.

Beberapa individu menyerahkan kuasanya untuk bertindak dengan mewakilkan kepada orang lain.
Tiap aktor hanya melakukan sesuatu untuk dirinya.
Ada aktor yang melakukan sesuatu untuk kepentingan orang lain, sesuai dengan otoritas yang diberikan orang lain ke dirinya .
Umumnya dijalankan di luar organisasi, dimana aktor tidak terikat dalam suatu perjanjian dengan aktor yang sederajat.
Dapat dijalankan di dalam organisasi formal maupun bukan.
Aktor tidak harus mengalokasikan sumber dayanya kepada orang lain.
Aktor harus mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya ke pihak yang mewakilinya agar dapat menjalankan tindakan yang diwakilkannya.
Tidak membutuhkan prasyarat, karena aktor bebas memilih bentuk tindakannya, atau bahkan untuk tidak bertindak sama sekali.
Membutuhkan berbagai prasyarat untuk terwujud, di antaranya adalah kesukarelaan aktor mewakilkan tindakannya, alokasi sumberdaya, ada kesepakatan, dan adanya kepercayaan bahwa orang lain bisa mewujudkan tujuannya.

Tindakan aktor bergantung kepada sturktur yang memberi peluang (the incentives structured) dalam lingkungan kelembagaannya. Mekanisme ini memungkinkan aktor untuk bekerjasama dalam kelompok-kelompok dan memungkinkan aktor untuk terlibat  dalam tindakan kolektif dan mencapai tujuan-tujuan kelompoknya. Mekanisme tersebut berupa penghargaan dan kepuasan yang ditunjukkan dari kesuksesan kelompoknya mencapai tujuan.  Agregasi tindakan-tindakan individual ini untuk menjadi tindakan kolektif misalnya dalam organsiasi, sangat memerlukan kondisi-kondisi tertentu di mana para petani menurut kepentingan-kepentingan individualnya merasa perlu mengalokasikan sumberdaya mereka untuk kepentingan bersama. ********

Tidak ada komentar:

Posting Komentar