Ada
3 istilah yang sampai hari ini
penggunaannya terus bolak balik, campur aduk, inkonsisten, yaitu: “lembaga”,
“kelembagaan”, dan “organisasi”. Pengertiannya beda-beda antar orang, demikian
pula di undang-undang, Permen dan aturan-aturan lain. Ada empat
kekeliruan selama ini, yaitu: menggunakan
istilah lembaga
dan kelembagaan untuk menyebut organisasi, merasa dengan membuat organisasi telah menyelesaikan
masalah kelembagaan, analisis organisasi dianggap sebagai analisis kelembagaan,
dan jika melakukan analisis kelembagaan baru sebatas menelaah regulasi. Penyebab utamanya mereka tidak bisa
membedakan apa itu organisasi apa itu lembaga.
Lembaga
dan kelembagaan jauh lebih luas dari organisasi, lebih mendasar, juga lebih utama. Jika
diumpamakan sebuah akuarium, maka ikan-ikan adalah organisasinya, sedangkan air
dimana ikan itu berenang adalah lembaganya. Kelembagaan adalah segala hal
seputar lembaga. Sebagaimana “kehutanan” bermakna segala seputar hutan, dan “kepresidenan”
adalah segala tetek bengek terkait presiden. Lembaga dan kelembagaan barang
yang sama.
Namun,
sebelum membicarakan itu, ada baiknya kita lihat dulu hal-hal mendasar yang
sesungguhnya menjadi dasar dari objek tersebut, yaitu “relasi sosial”. Ini
adalah elemen paling dasar dalam sosiologi.
Perlu kita kenal dulu apa itu tindakan individual dan apa itu tindakan
kolektif? Kapan itu sesuai, dan kapan
itu digunakan efektif?
Individual
Action vs Colective Action
Organisasi adalah sebuah wadah dimana
orang-orang bisa menjalankan tindakan kolektif (collective action). Memang, secara teoritis,
tindakan kolektif akan lebih menguntungkan, terutama untuk para petani kecil. Dengan
bersama-sama, mereka ibarat sapu yang jauh lebih kokoh dibanding sebatang
lidi. Namun, tidak selalu semua tindakan harus berupa tindakan kolektif.
Lembaga adalah sebuah social structures yang menyediakan
peluang untuk melakukan tindakan kolektif dan memfasilitasi organisasi dan
aktor (interests of actors). Agregasi
tindakan-tindakan individual ini untuk menjadi tindakan kolektif misalnya dalam
organsiasi, sangat memerlukan kondisi-kondisi tertentu dimana para petani
menurut kepentingan-kepentingan individualnya merasa perlu mengalokasikan
sumberdaya mereka untuk kepentingan bersama.
Tindakan kolektif dijalankan petani dalam berbagai wadah,
sebagian menggunakan organisasi formal dan sebagian lagi bukan. Petani akan
memilih tindakan individual atau kolektif sesuai dengan ketersediaan dan dengan
mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya. Dalam konteks kelembagaan baru,
khususnya aspek kultural kognitif, maka petani akan memaknai kondisi yang
dihadapinya secara aktif dan lalu memutuskan apa tindakannya.
Bicara lembaga dan organisasi akan lebih terang jika kita bisa membedakan apa
itu tindakan individual (individual
action) dan tindakan kolektif (collective
action).
Perbedaan antara tindakan individual
dengan tindakan kolektif
Tindakan individual
|
Tindakan kolektif
|
Dapat dimaknai sebagai tindakan
yang berkenaan dengan kepentingan diri aktor sendiri.
|
Beberapa individu menyerahkan kuasanya untuk bertindak
dengan mewakilkan kepada orang lain.
|
Tiap aktor hanya melakukan
sesuatu untuk dirinya.
|
Ada aktor yang melakukan sesuatu untuk kepentingan orang lain, sesuai
dengan otoritas yang diberikan orang lain ke dirinya .
|
Umumnya dijalankan di luar
organisasi, dimana aktor tidak terikat dalam suatu perjanjian dengan aktor
yang sederajat.
|
Dapat dijalankan di dalam organisasi formal maupun bukan.
|
Aktor tidak harus
mengalokasikan sumber dayanya kepada orang lain.
|
Aktor harus mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya ke pihak yang
mewakilinya agar dapat menjalankan tindakan yang diwakilkannya.
|
Tidak membutuhkan prasyarat,
karena aktor bebas memilih bentuk tindakannya, atau bahkan untuk tidak bertindak sama sekali.
|
Membutuhkan berbagai prasyarat untuk terwujud, di
antaranya adalah kesukarelaan aktor mewakilkan tindakannya, alokasi
sumberdaya, ada kesepakatan, dan adanya kepercayaan bahwa orang lain bisa
mewujudkan tujuannya.
|
Tindakan aktor
bergantung kepada sturktur yang memberi peluang (the incentives structured) dalam lingkungan kelembagaannya.
Mekanisme ini memungkinkan aktor untuk bekerjasama dalam kelompok-kelompok dan
memungkinkan aktor untuk terlibat dalam
tindakan kolektif dan mencapai tujuan-tujuan kelompoknya. Mekanisme tersebut
berupa penghargaan dan kepuasan yang ditunjukkan dari kesuksesan kelompoknya mencapai
tujuan. Agregasi tindakan-tindakan
individual ini untuk menjadi tindakan kolektif misalnya dalam organsiasi, sangat
memerlukan kondisi-kondisi tertentu di mana para petani menurut
kepentingan-kepentingan individualnya merasa perlu mengalokasikan sumberdaya
mereka untuk kepentingan bersama. ********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar