Pestisida
kimia atau sintetik merupakan produk menakjubkan yang dikenal luas saat Revolusi
Hijau. Petani-petani yang baru tahu langsung senang karena ia dapat
membunuhi hama begitu cepat dan mudah. Namun, lalu
disadari bahwa penggunaan yang berlebihan telah membunuh organisme lain yang
sesungguhnya positif yaitu “musuh alami”.
Dalam upaya mencari alternatif pestisida lain yang
diharapkan lebih lunak, berkembang pembuatan pestsida nabati. Petani diajarkan
membuat pestisida dengan meracik sendiri dengan mengambil dari bahan-bahan yang
ada di sekitar mereka. Ini disebut dengan “pestisida nabati”, karena hampir
seluruh bahannya berasal dari tanaman. Digali lah kembali
pengetahuan-pengetahuan lama yang petani tua-tua dulu pernah praktekkan. Ada
juga yang menyebut ini dengan “pestisida
organik”. Kalangan NGO pemberdaya petani juga banyak mengajarkan ini, karena
lebih sehat untuk
lingkungan dan tidak meninggalkan residu yang susah
diurai secara alamiah. Selain itu,
pembuatan pestisida sendiri dari bahan-bahan yang tidak harus dibeli, otomatis
akan memandirikan petani. Good bye pengusaha
obat-obatan kapitalis yang selama ini disinyalir telah menarik keuntungan
berlebihan tanpa perduli kepada kerusakan tanah, air, udara, dan produk makanan
yang dikonsumsi.
Perbedaan ciri pestisida
kimia dengan pestisida nabati
Pestisida kimia
|
Pestisida nabati
|
Disebut juga pestisida sintetik
|
Atau pestisida organik
|
Bahan aktifnya direkayasa di labor dan pabrik, dari berbagai bahan
kimia
|
Bahan aktifnya
berasal dari tanaman atau tumbuhan, hewan dan bahan organik lain
|
Membutuhkan bahan baku dan teknologi tinggi yang
mahal, sehingga hanya dikuasai
oleh perusahaan kapitalis besar.
|
Dapat dibuat dengan
mudah menggunakan bahan
|
Pro pada industrialis bermodal besar
|
Lebih pro ke ekonomi
kerakyatan
|
Membuat petani tergantung dan semakin tergantung kepada pabrik-pabrik milik
kapitalis internasional
|
Lebih memandirikan
petani dan ekonomi nasional, tidak membuang devisa untuk terus-terusan mengimpor
pestisida
|
Sesuai cara kerjanya disebut dengan racun perut yakni membunuh melalui perut
untuk membasmi serangga-serangga
pengunyah, penjilat dan penggigit; racun kontak yang menyerang melalui kulit lalu menembus
saluran darah atau melalui saluran nafas; dan racun gas yang menyerang
pernafasan serangga.
|
Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa; menghambat
pergantian kulit; mengganggu komunikasi serangga; menyebabkan serangga
menolak makan; menghambat reproduksi serangga betina; mengurangi nafsu makan;
memblokir kemampuan makan serangga; mengusir serangga, dan menghambat
perkembangan patogen penyakit
|
Keunggulannya karena kuat dan efektif membunuh
hama, sehinga produksi terselamatkan dengan segera, serta juga telah banyak
dijual di pasaran dengan harga terjangkau.
|
Lebih murah dan mudah dibuat oleh petani, aman terhadap
lingkungan, tidak menyebabkan keracunan pada tanaman, sulit menimbulkan
kekebalan terhadap hama, kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang
lain, dan menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu kimia.
|
Kerugiannya adalah meninggalkan residu yang
berbahaya pada tanaman maupun lingkungan, dan membunuh “musuh alami” hama.
|
Tidak meninggalkan
residu yang berbahaya pada tanaman maupun lingkungan, karena mudah terurai.
|
Dampak negatif pestisida sintetik cukup besar. Jika kita menyemprot insektisida, bukan hanya hama
yang akan terpapar, tapi juga tanaman tempat hama itu berada. Jadi, dampaknya pada tubuh hama dan pada
tumbuhan. Insektisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman, baik
lewat akar, batang maupun daun; ditransportasikan mengikuti aliran cairan tanaman ke bagian tanaman
lainnya. Sementara
insektisida non sistemik hanya
menempel di bagian luar tanaman, sehingga disebut juga sebagai insektisida kontak. Sedangkan insektisida sistemik lokal diserap oleh jaringan tanaman (umumnya daun), tapi tidak
atau hanya sangat sedikit ditransportasikan ke bagian tanaman lainnya.
Pembuatan pestisida nabati cukup mudah. Bahannya bisa dari bahan tepung yang
bisa digiling dari bahan nimba, kunyit atau jahe. Juga dengan mengekstrak berbagai
tanaman sehingga menghasilkan minyak nimba, minyak krisan, minyak cengkeh, dan minyak
tembakau. Bahan tanaman juga bisa dibakar lalu diambil abunya. Ini bisa menjadi
insektisida dari bahan serai,
tembelekan, daun bambu, dan lain-lain.
Namun, ada kelebihan dan kekurangan pestisida nabati. Kelebihannya adalah dapat
mengurai lebih cepat karena sinar matahari, efeknya cepat misalnya menghentikan
nafsu makan serangga, toksinitasnya rendah sehingga baik untuk hewan
maupun manusia, spektrum pengendalinanya luas, serta phitotoksitasnya rendah
sehingga tidak meracuni dan merusak tanaman.
Kelemahannya cepat terurai sehingga harus sering-sering disemprotkan,
daya racun rendah, dan produksi komersialnya saat ini sangat jarang.
Selain perbedaan secara teknis, perbedaan penting lebih pada dampak sosialnya. Dengan menerapkan pestisida
organik, yang bahannya bisa dicari sendiri di alam dan diolah dengan mudah,
maka petani akan menjadi lebih mandiri. Penerapannya juga selaras dengan
berbagai semangat baru pembangunan pertanian saat ini yang harus ramah
lingkungan, menyehatkan konsumen, dan memandirikan petani. ********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar