Kamis, 26 Januari 2017

Pestisida Kimia vs Pestisida Nabati

Pestisida kimia atau sintetik merupakan produk menakjubkan yang dikenal luas saat Revolusi Hijau. Petani-petani yang baru tahu langsung senang karena ia dapat membunuhi hama begitu cepat dan mudah. Namun, lalu disadari bahwa penggunaan yang berlebihan telah membunuh organisme lain yang sesungguhnya positif yaitu “musuh alami”.

Dalam upaya mencari alternatif pestisida lain yang diharapkan lebih lunak, berkembang pembuatan pestsida nabati. Petani diajarkan membuat pestisida dengan meracik sendiri dengan mengambil dari bahan-bahan yang ada di sekitar mereka. Ini disebut dengan “pestisida nabati”, karena hampir seluruh bahannya berasal dari tanaman. Digali lah kembali pengetahuan-pengetahuan lama yang petani tua-tua dulu pernah praktekkan. Ada juga yang  menyebut ini dengan “pestisida organik”. Kalangan NGO pemberdaya petani juga banyak mengajarkan ini, karena lebih sehat untuk lingkungan dan tidak meninggalkan residu yang susah diurai secara alamiah.  Selain itu, pembuatan pestisida sendiri dari bahan-bahan yang tidak harus dibeli, otomatis akan memandirikan petani. Good bye pengusaha obat-obatan kapitalis yang selama ini disinyalir telah menarik keuntungan berlebihan tanpa perduli kepada kerusakan tanah, air, udara, dan produk makanan yang dikonsumsi.

Perbedaan ciri pestisida kimia dengan pestisida nabati
Pestisida kimia
Pestisida nabati

Disebut juga pestisida sintetik

Atau pestisida organik
Bahan aktifnya direkayasa di labor dan pabrik, dari berbagai bahan kimia
Bahan aktifnya berasal dari tanaman atau tumbuhan, hewan dan bahan organik lain
Membutuhkan bahan baku dan teknologi tinggi yang mahal, sehingga hanya dikuasai oleh perusahaan kapitalis besar.
Dapat dibuat dengan mudah menggunakan bahan
yang murah dan peralatan yang sederhana. Petani dapat mengerjakan sendiri.

Pro pada industrialis bermodal besar
Lebih pro ke ekonomi kerakyatan
Membuat petani tergantung dan semakin tergantung kepada pabrik-pabrik milik kapitalis internasional
Lebih memandirikan petani dan ekonomi nasional, tidak membuang devisa untuk terus-terusan mengimpor pestisida
Sesuai cara kerjanya disebut dengan  racun perut yakni membunuh melalui perut untuk membasmi serangga-serangga pengunyah, penjilat dan penggigit; racun kontak  yang menyerang melalui kulit lalu menembus saluran darah atau melalui saluran nafas; dan racun gas yang menyerang pernafasan serangga.
Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa; menghambat pergantian kulit; mengganggu komunikasi serangga; menyebabkan serangga menolak makan; menghambat reproduksi serangga betina; mengurangi nafsu makan; memblokir kemampuan makan serangga; mengusir serangga, dan menghambat perkembangan patogen penyakit
Keunggulannya karena kuat dan efektif membunuh hama, sehinga produksi terselamatkan dengan segera, serta juga telah banyak dijual di pasaran dengan harga terjangkau.
Lebih murah dan mudah dibuat oleh petani, aman terhadap lingkungan, tidak menyebabkan keracunan pada tanaman, sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama, kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain, dan menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu kimia.
Kerugiannya adalah meninggalkan residu yang berbahaya pada tanaman maupun lingkungan, dan membunuh “musuh alami” hama.
Tidak meninggalkan residu yang berbahaya pada tanaman maupun lingkungan, karena mudah terurai.

Dampak negatif pestisida sintetik cukup besar. Jika kita menyemprot insektisida, bukan hanya hama yang akan terpapar, tapi juga tanaman tempat hama itu berada.  Jadi, dampaknya pada tubuh hama dan pada tumbuhan.  Insektisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman, baik lewat akar, batang maupun daun; ditransportasikan mengikuti aliran cairan tanaman ke bagian tanaman lainnya.  Sementara insektisida non sistemik hanya menempel di bagian luar tanaman, sehingga disebut juga sebagai insektisida kontak. Sedangkan insektisida sistemik lokal diserap oleh jaringan tanaman (umumnya daun), tapi tidak atau hanya sangat sedikit ditransportasikan ke bagian tanaman lainnya. 

Pembuatan pestisida nabati cukup mudah. Bahannya bisa dari bahan tepung yang bisa digiling dari bahan nimba, kunyit atau jahe. Juga dengan mengekstrak berbagai tanaman sehingga menghasilkan minyak nimba, minyak krisan, minyak cengkeh, dan minyak tembakau. Bahan tanaman juga bisa dibakar lalu diambil abunya. Ini bisa menjadi  insektisida dari bahan serai, tembelekan, daun bambu, dan lain-lain.

Namun, ada kelebihan dan kekurangan pestisida nabati. Kelebihannya adalah dapat mengurai lebih cepat karena sinar matahari, efeknya cepat misalnya menghentikan nafsu makan serangga, toksinitasnya rendah sehingga baik untuk hewan maupun manusia, spektrum pengendalinanya luas, serta phitotoksitasnya rendah sehingga tidak meracuni dan merusak tanaman.  Kelemahannya cepat terurai sehingga harus sering-sering disemprotkan, daya racun rendah, dan produksi komersialnya saat ini sangat jarang.

Selain perbedaan secara teknis, perbedaan penting lebih pada dampak sosialnya. Dengan menerapkan pestisida organik, yang bahannya bisa dicari sendiri di alam dan diolah dengan mudah, maka petani akan menjadi lebih mandiri. Penerapannya juga selaras dengan berbagai semangat baru pembangunan pertanian saat ini yang harus ramah lingkungan, menyehatkan konsumen, dan memandirikan petani. ********


Tidak ada komentar:

Posting Komentar