Kamis, 26 Januari 2017

Sosiologi Pedesaan vs Sosiologi Pertanian

Sosiologi pedesaan sering disamakan dengan sosiologi pertanian. Secara umum, yang lebih berkembang sebenarnya adalah sosiologi pedesaan. Sebaliknya, sosiologi pertanian belum berkembang, sehingga di google sangat sedikit informasi tentang ini.

Bidang kajian dan leilmuan yang dikembangkan pada sosiologi pedesaan sudah sangat luas yaitu tentang rural social life, rural social organizations, rural social institutions (berupa keluarga, ketetanggaan, perkawinan, kasta, religi,  kelembagaan pendidikan dan ekonomi), rural social process, social control and social change, rural planning and reconstruction,  religion and culture, serta rural problems and rural community. Selain ini, juga dipelajari tentang migrasi, pola dan karater demografi, lingkungan, tanah, sumberdaya alam, serta social disruption, rural cultures and identities, rural helath care dan educational policies. Secara keseluruhan, bidang-bidnag tersebut berada dalam area studi-studi pembangunan, studi komunitas, dan studi lingkungan.

Persamaan dan perbedaan  sosiologi pedesaan dengan sosiologi pertanian
Sosiologi pedesaan
Sosiologi pertanian
Mempelajari kehidupan pedesaan, yakni tentang struktur dan proses-proses sosial yang terjadi di pedesaan.
Sosiologi pertanian merupakan perkembangan dari sosiologi pedesaan. Menurut Ulrich Plank (1993), sosiologi pertanian membahas fenomena sosial dalam bidang ekonomi pertanian.
Objeknya adalah penduduk pedesaan, baik petani ataupun bukan.
Objeknya adalah petani dan seluruh pihak yang terlibat dalam pertanian, baik yang berada di desa maupun di pinggiran kota dan di kota.
Mulai di AS tahun 1910-an, dikembangkan dan digunakan oleh Departemen Pertaniannya AS, merupakan cabang dari American Sociology. Populer pada era 1950-an dan 1960-an.
Setelah Perang Dunia II (1950-an) sosiologi pertanian sebenarnya telah bangkit di negara-negara Eropa dan Amerika Latin terutama di Meksiko, Brazil dan Chili, sedang di negara-negara Timur tahun 1960-an. Mulai berkembang tahun 1980-an yang dilabeli dengan “political economy of agriculture”, dan sejak 1990-an dilabeli sebagai “agriculture and agrofood systems”.
Banyak dijalankan di negara berkembang, dimana kehidupan pedesaan masih dominan
Umumnya dijalankan di negara berkembang, namun juga di negara maju
Asosiasi yang eksis di antaranya The Rural Sociological Society (RSS) di AS, The European Society for Rural Sociology (ESRA), The International Rural Sociology Association (IRSA), The International Association for Society and Natural Resources (IASNR), dan International Rural Sociology Association (IRSA)
Berada di bawah International Sociological Association (ISA) dengan mengembangkan komite Sociology Of Agricultural And Food dengan majalahnya International Journal of Sociology of Agricultural and Food


Sosiologi pertanian merupakan cabang dari sosiologi pedesaan, setelah menurunnya perbedaan desa-kota (rural-urban continuum) pada 1960-an. Sehingga apa yang dimaksud dengan “desa” menjadi kabur. Krisis dan kevakuman sosiologi pedesaan pada era 1970-an, mendorong kelahiran sosiologi pertanian. Salah satunya mengembangkan sosiologi kritis (Critical Sociology of Agriculture) menjadi Sociology Of Agriculture and Food. Universitas Wisconsin mengganti Rural Sociology menjadi Department of Community and Environmental Sociology, sementara  Universitas Kentucky menjadi Department of Community and Leadership Development (Gilbert, 2012; Newby, 1983).


Untuk kedua bidang ilmu ini, menghadapi abad ke 21, tantangan yang dihadapi  berkenaan dengan bagaimana mempertahankan kondisi sumber daya alam, menyediakan pangan yang aman dan bergizi, adaptasi perubahan iklim, dan menjaga keberlangsungan kehidupan pertanian dan pedesaan (sustainable rural livelihoods). ********

Tidak ada komentar:

Posting Komentar