Sosiologi pedesaan sering disamakan dengan
sosiologi pertanian. Secara umum, yang lebih berkembang sebenarnya adalah
sosiologi pedesaan. Sebaliknya, sosiologi pertanian belum berkembang, sehingga
di google sangat sedikit informasi tentang ini.
Bidang kajian dan leilmuan yang dikembangkan pada sosiologi pedesaan
sudah sangat luas yaitu tentang rural
social life, rural social organizations, rural social institutions (berupa
keluarga, ketetanggaan, perkawinan, kasta, religi, kelembagaan pendidikan dan ekonomi), rural social process, social control and
social change, rural planning and reconstruction, religion and culture, serta rural problems and rural community.
Selain ini, juga dipelajari tentang migrasi, pola dan karater demografi,
lingkungan, tanah, sumberdaya alam, serta social disruption, rural cultures and identities, rural helath care dan educational policies. Secara keseluruhan, bidang-bidnag tersebut berada dalam area studi-studi
pembangunan, studi komunitas, dan studi lingkungan.
Persamaan dan perbedaan sosiologi pedesaan dengan sosiologi pertanian
Sosiologi pedesaan
|
Sosiologi pertanian
|
Mempelajari kehidupan
pedesaan, yakni tentang struktur dan proses-proses sosial yang terjadi di pedesaan.
|
Sosiologi pertanian merupakan perkembangan dari
sosiologi pedesaan. Menurut Ulrich Plank (1993), sosiologi pertanian membahas
fenomena sosial dalam bidang ekonomi pertanian.
|
Objeknya adalah penduduk pedesaan, baik petani
ataupun bukan.
|
Objeknya adalah petani dan seluruh pihak yang
terlibat dalam pertanian, baik yang berada di desa maupun di pinggiran kota
dan di kota.
|
Mulai di AS tahun 1910-an, dikembangkan dan
digunakan oleh Departemen Pertaniannya AS, merupakan cabang dari American
Sociology. Populer pada era 1950-an dan 1960-an.
|
Setelah
Perang Dunia II (1950-an) sosiologi pertanian sebenarnya telah bangkit di
negara-negara Eropa dan Amerika Latin terutama di Meksiko, Brazil dan Chili,
sedang di negara-negara Timur tahun 1960-an. Mulai berkembang tahun 1980-an
yang dilabeli dengan “political economy
of agriculture”, dan sejak 1990-an dilabeli sebagai “agriculture and agrofood systems”.
|
Banyak dijalankan di negara berkembang, dimana kehidupan pedesaan masih
dominan
|
Umumnya
dijalankan di negara berkembang, namun juga di negara maju
|
Asosiasi yang eksis di antaranya The Rural Sociological Society (RSS) di AS, The European Society for Rural
Sociology (ESRA), The International Rural Sociology Association (IRSA), The
International Association for Society and Natural Resources (IASNR), dan International Rural Sociology Association (IRSA)
|
Berada di bawah
International Sociological Association (ISA) dengan mengembangkan komite Sociology Of Agricultural And Food
dengan majalahnya
International
Journal of Sociology of Agricultural and Food
|
Sosiologi pertanian merupakan cabang dari sosiologi
pedesaan, setelah menurunnya perbedaan desa-kota (rural-urban continuum) pada 1960-an. Sehingga apa yang dimaksud dengan “desa” menjadi
kabur. Krisis dan kevakuman sosiologi pedesaan pada era 1970-an, mendorong
kelahiran sosiologi pertanian. Salah satunya mengembangkan sosiologi kritis (Critical
Sociology of Agriculture) menjadi Sociology
Of Agriculture and Food. Universitas
Wisconsin mengganti Rural
Sociology menjadi Department
of Community and Environmental Sociology, sementara Universitas
Kentucky menjadi Department
of Community and Leadership Development (Gilbert, 2012; Newby, 1983).
Untuk kedua bidang ilmu ini, menghadapi abad ke 21,
tantangan yang dihadapi berkenaan dengan
bagaimana mempertahankan kondisi sumber daya alam, menyediakan pangan yang aman
dan bergizi, adaptasi perubahan iklim, dan menjaga keberlangsungan kehidupan
pertanian dan pedesaan (sustainable
rural livelihoods). ********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar