Minggu, 15 Januari 2017

Pilar Normatif vs Regulatif vs Kultural Kognitif vs Organisasi



Ilmu kelembagaan (= institution + organization) sesungguhnya bertolak dari pertanyaan dasar: mengapa manusia berperilaku begini atau begitu? Mengapa sekelompok orang menata hidupnya demikian, namun kelompok lain tidak? Apa motif seseorang bertindak? Apa alasan seorang atau sekelompok manusia sehingga mau dan senang melakukan sesuatu? 

Sebenarnya ini juga dasar pertanyaan ilmu sosiologi, sehingga ada ahli yang mengatakan bahwa ilmu kelembagaan seluas ilmu sosiologi itu sendiri. Namun ilmu lain, misalnya psiklogi dan antropologi juga bertolak atas ketertarikan yang sama. Bahkan ahli binatang liar sekalipun juga berupaya menjawab pertanyaan yang sama: kemana saja seekor rubah bergerak sepanjang hari, dan apa saja yang dilakukannya? Mengapa si rubah demikian, apa motifnya?

Dalam bukunya “Institution and Organization”, Richard Scott (2008) menyebut ada 3 pilar dalam kelembagaan yaitu pilar regulatif, normatif, dan kultural-kognitif. Ia memisahkan lembaga yang terdiri atas 3 pilar itu dengan organisasi. Nah, menurut saya, sebenarnya organisai pun bisa dianggap satu pilar pula, karena organisasi didirikan dalam konteks sama yaitu sebagai upaya untuk mengendalikan perilaku manusia (Syahyuti, 2013). Norma dan aturan disepakati juga untuk mengendalikan perilaku manusia. Jadi, saya berani mengatakan bahwa kelembagaan terdiri atas empat pilar yaitu pilar regulatif, normatif, dan kultural-kognitif, ditambah pilar organisasi.

Perbandingannya keempat pilar dalam kelembagaan

Pilar Regulatif
Pilar Normatif
Pilar Kultural-Kognitif

Pilar Organisasi
Disebut juga dengan regulative institution atau
 rational choice institutionalism
Genuine institutionalism, normatif institution, atau historical institutionalism
Social institution

Social organization
Objek yang diperhatikan adalah aturan (rule) yang ada, “keuntungan apa” yg akan diperoleh aktor.

Norma-norma yang hidup dan disepakati di tengah masyarakat

Pengetahuan kultural yang dimiliki individu dan masyarakat

Organisasi, yaitu tujuan organisasi, kepemimpinan,  anggota, komunikasi dalam organisasi, kapasitas organisasi, relasi dengan luar, dll.
Perspektif ilmu yang digunakan adalah sosiologi ekonomi, khususnya perspektif rational choice.
Sosiologi dan antropologi

Sosiologi pengetahuan

Sosiologi organisasi

Tokohnya Binswanger dan Rutran, Douglass North, Lionel Robin, Brinton, Ostrom,
Vistor Nee, dan Portes.

Spencer, WG Sumner, Cooleys dan Hughes, Parsons, Selznick, Soeryono Soekanto, Durkheim, Norman Uphoff, dan Fowler.

Meyer dan Rowan, Zucker, Berger dan Luckmann, Powell and DiMaggio, Bourdieu, Thornton and Ocasio.

Max Weber, Henry Fayol, Hawthorn Studies”, Parsons, Selznick, Harry M. Johnson, Berelson dan Steiner,  Beals, DiMaggio, Friedland and Alford, Casey, Powell, Walter, dan Colyvas.
Intinya bahwa masyarakat dipenuhi oleh berbagai aturan, dan manusia berperilaku dengan melihat pada aturan-aturan tersebut.  Manusia akan berusaha memaksimalkan keuntungan untuk dirinya, dengan menggunakan atau berkelit dari aturan-aturan yang ada tadi.
Perilaku manusia, baik sebagai individu atau sebagai group ditentukan oleh norma yang hidup di masyarakat bersangkutan. Manusia adalah aktor yang tunduk patuh pada norma.

Manusia memaknai segala hal di seputarnya, termasuk norma dan regulasi, namun ia tidak langsung patuh sepenuhnya. Ia memaknai lagi norma
dan aturan yang ada, lalu memilih sikap
dan perilakunya sendiri.
Diyakini bahwa untuk mengefektifkan hidupnya, manusia  dengan sadar  membentuk organisasi, lalu berkomitmen  bersama-sama mencapai tujuan dengan mengikuti aturan yang disepakati. Disini reward dan sanksi lebih tegas.

Meyakini bahwa manusia adalah makhluk yang rasional
Manusia adalah makhluk yang pasif.
Manusia adalah aktor yang aktif

Manusia  adalah makhluk yang perilakunya tergantung  di organisasi mana  ia menjadi anggota.

2 komentar:

  1. Kalau kajian isomporphism pak?.. kesimpulannya biasanya jenis isomphis nya, itu termasuk analisi kelembagaan atau hanya organisasi. puyeng.

    BalasHapus