Akhir-akhir ini,
di kalangan akademis konsep rantai pasok (supply
chain manajemen) semakin ramai dipelajari dan diteliti. Konsep baru ini
diharapkan mampu menjawab dan menyelesaikan permasalahan pemasaran hasil produk
pertanian yang selama ini belum menggembirakan, misalnya petani masih menerima
harga yang rendah, barang tidak masuk pasar modern, kualitas payah, dan biaya pemasaran
masih tinggi.
Mungkin banyak
orang yang memahami bahwa supply chain
management (SCM) hanyalah nama baru dari pemasaran. Isinya itu-itu juga.
Padahal cukup banyak perbedaannya. Marketing
dan SCM bergerak dari sempit yakni pada barang yang
kelihatan (tangible goods) yakni
bagaimana mentrasnportasikannya, kepada “…the
purposes of manufacturing to broadened consideration of the nature of “goods”
offered in the marketplace, and the scope of managerial architectures within
and between firms for doing so”. Namun,
karena agak berhimpit, maka bisa timbul “konflik” antara marketing
dan SCM. Persaingan antara marketing dan SCM bisa berlangsung pada
mekanisme kontrol, yakni siapa yang bertanggung jawab pada satu proses, pada
ketersediaan informasi dan data, penekanan resiko, penganganan situasi dan
skenario, dan juga jika ada kegagalan mekanisme.
Perbedaan
antara marketing dan supply chain management
Marketing
|
Supply Chain
Management
|
Tujuan utama marketing adalah upaya berjalannya transaksi, costumer focus, kepuasan pelanggan,
visibilitas produk dan pelayanan, menciptakan pendapatan, dan memaksimalkan keuntungan.
|
Tujuan SCM adalah mengkoordinasikan semua kegiatan mulai dari pemasok sampai pelanggan, untuk
memaksimalkan ketersediaan
produk, kinerja pengiriman, pemenuhan pesanan, tanggap terhadap permintaan pasar, dan meminimalkan total biaya.
|
Tekanannya pada upaya memaksimalkan pendapatan (revenue maximization)
|
Menekan biaya (cost
minimization)
|
Seorang manajer pemasaran secara terus menerus mempelajari berbagai
kesempatan perdagangan yang ada dan potensi ke depan, serta apa yang bisa
dilakukan perusahaan.
|
Lebih melihat kepada
sisi internal dulu sebelum menangkap potensi pasar (look inside before looking outside)
|
Ukuran keberhasilannya adalah berapa penjualan yang berhasil dilakukan
(harga dan volume)
|
Utamanya
memperhatikan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan, baru kemudian
mempertimbangkan biaya yang diperlukan.
|
Manajer pemasaran mempelajari pasar dan prospek nya, menggunakan teknik-teknik
segmentasi, target, market research,
dll.
|
Manajer SCM
bertanggung jawab pada lancarnya sistem suplai di perusahaan, dan berada di
garis depan dalam operasional dan menghasilkan pendapatan bagi perusahaan.
|
Pada hakekatnya
SCM “...connected chain of all the business entities, both internal
and external to the company, that perform or support the logistics function”. Sementara definisi
dari Council of Supply Chain Management Professionals, SCM adalah “…the planning and management of all
activities involved in sourcing and procurement, conversion, and all Logistics
Management activities”. Saat ini, supply chains dan supply chain management telah berkembang menjadi area bisnis yang
menarik bagi praktisi dan juga dalam dunia akademis (Mentzer and Gundlach, 2009).
Kegiatan SCM mencakup koordinasi dan kolaborasi dengan partner, yakni mereka yang menyuplai, perantara, dan juga
konsumen. Ia mengintegrasikan manajemen supply dan demand dalam perusahaan. SCM menggunakan pendekatan interdisiplin, dan berkaitan erat dengan marketing and marketing management. Tujuan
dasar SCM adalah mengintegrasikan supply (logistik dan proses produksi) dengan demand (pemasaran). ******
Tidak ada komentar:
Posting Komentar