Pertanian industrial (industrial
agriculture) dan pertanian berkelanjutan (sustainable
agriculture) sangat berlawanan
satu sama lain. Namun di Kementerian Pertanian konsep ini dikawinkan begitu
saja tanpa penjelasan yang memadai. Dulu, beberapa dokumen menyebut penggunaan
konsep “Pertanian Industrial Berkelanjutan”. Namun, terkahir ini telah merubahnya
menjadi “Pertanian Bio-industrial Berkelanjutan”.
Kita
bangsa yang begitu mudah terpesona dengan sesuatu yang berbau modern. Kata
“industri” misalnya sangat mencengangkan kita. Pertanian pun perlu berkiblat
pada industri. Maka, istilah “industrial pertanian” misalnya sangat banyak
bertebaran, mulai dari kampus sampai ruang-ruang rapat kementerian. Entah paham
entah tidak apa sesungguhnya makna, wujud, dan dampaknya bagi kita.
Kelebihannya pertanian industrial
menghasilkan hasil per ha lebih banyak. Namun, sesungguhnya berbiaya tinggi
karena tidak menghitung biaya lingkungan. Kelihatannya murah padahal sangat
mahal. Karena itulah lalu muncul konsep tandingannya, yaitu
“pertanian berkelanjutan”.
Polarisasi
antara pertanian industrial dan pertanian berkelanjutan
Pertanian Industrial
|
Pertanian Berkelanjutan
|
Mendominasi alam (domination of
nature)
|
Harmonis dengan alam
(harmony with nature)
|
Manusia bagian yang terpisah dari alam, dan manusia mendominasi alam
|
Manusia adalah komponen dan bagian
dari alam
|
Alam berisi sumber daya untuk digunakan
|
Alam begitu berharga
jika hanya kita (generasi kita) yang memanfaatkan sendiri.
|
Siklus hidup tidak lengkap, banyak menghasilkan sampah yang tidak
digunakan lagi
|
Lengkap, memperhatikan pertumbuhan
dan pemanfaatan limbah untuk produksi sistem
lain
|
Human made system
imposed in nature
|
Natural ecosystem are imitated
|
Produksi melalui input kimia
|
Produksi melalui tanah dan input
yang sehat dan alamiah
|
Melakukan prosesing lanjut, sehingga zat gizi banyak yang hilang.
Karena itu akhirnya
sering ditambahkan zat gizi lain ke makanan
olahan.
|
Menerapkan proses
pengolahan pangan minimal, sehingga gizi pada makanan masih alamiah
|
Menerapkan pertanian spesialisasi-monokltur, sehingga ranah genetis (genetic base) menjadi sempit.
|
Prinsip diversitas (keragaman)
melalui pertanian polikultur, sehingga ranah genetis lebih luas
|
Suksesi melalui tanaman tunggal
|
Beragam tanaman dengan saling melengkapi
|
Pemisahan tanaman dengan ternak
|
Mengintegrasikan tanaman dengan ternak dalam satu hamparan
|
Sistem produksi berstandar “teknologi ilmiah tinggi”
|
Kebiasaan lokal
diadaptasi dalam sistem produksinya
|
Spesialisasi, mereduksi ilmu dan teknologi
|
Interdisiplin, sistem
berorientasikan ilmu dan teknologi
|
Menerapkan prinsip kompetisi
|
Menerapkan prinsip komunitas
|
Kerjasama kurang, namun interest
pribadi tinggi
|
Melibatkan kerjasama antar pelaku
|
Tradisi pertanian dan kultur pedesaan dipandang sebagai sesuatu yang ketinggalan (outdate)
|
Menjaga
keberlanjutan (preservation)
tradisi dan kultur pedesaan
|
Komunitas pedesaan kecil tidak penting untuk pertanian
|
Petani kecil adalah seuatu yang
esensial
|
Tenaga kerja adalah beban yang harus diminimalkan
|
Manusia dihargai,
tenaga kerja sebagai hal yang esensial dan bermakna
|
Pertanian hanyalah semata-mata bisnis
|
Pertanian adalah jalan hidup (way of life) dan juga bisnis
|
Menekankan pada kecepatan, kuantitas dan keuntungan
|
Menekankan pada permanence, kualitas dan kecantikan (beauty)
|
******
Tidak ada komentar:
Posting Komentar