Kamis, 26 Januari 2017

Pendekatan Analitis vs Pendekatan Sistem

Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka. A "system" is a collection of things which have relationships among them, atau sebagai ....a group of interacting, interrelated, or interdependent elements forming a complex whole”. Konsep “pemikiran sistem” lahir dari dunia ilmu alam yang digeluti Herbert Spencer dan penerusnya, serta bidang biologi oleh HJ Henderson dan pengikutnya. Konsep sistem telah digunakan dalam ilmu ekonomi, antroplogi, psikologi, ilmu politik, sosiologi, dan terutama dalam teori organisasi.

Sistem juga dapat bermakna sebagai sejumlah bagian yang berkomposisi saling terkoneksi, atau disebut sebagai kompleks (complex). Sebuah sistem, adalah sebuah komposisi dari sejumlah elemen yang saling berinteraski sehingga membentuk sebuah kesatuan yang padu (a unified whole).

Berpikir secara sistem (system thinking) telah berkembang jauh, dan telah menyediakan seperangkat teknik untuk mempelajari sistem secara holistik, sebagai upaya melengkapi metode reduksionins (reductionistic methods) yang telah berkembang sebelumnya. Berpikir secara sistem mempertimbangkan berbagai teknik untuk mempelajari sistem dalam berbagai bentuk. Ia lebih banyak menggunakan pola pikir holistik dibandingkan teknik reduksionis. Disini dipelajari kaitan-kaitan (linkages), interaksi, dan proses antara elemen-elemen yang membangun sistem secara keseluruhan. Seorang pemikir sistem menyadari bahwa sebuah sistem bersifat dinamis dan kompleks, ada adalah hasil dari interaksi dari unit yang terstruktur dan seimbang. Informasi mengalir dari elemen-elemen yang berbeda dalam sistem.

Prinsip dasar teori sistem cukup sederhana, bahwa masyarakat merupakan suatu keseluruhan yang saling tergantung. Analisa sistem pada konteks manajemen didasarkan atas penentuan informasi yang terperinci yang dihasilkan setahap demi setahap dari proses, sehingga diketahui bagaimana sistem bekerja agar memenuhi kebutuhan yang telah ditentukan, dengan membangun kriteria jalannya sistem agar mencapai optimasi. Dari proses identifikasi sistem dihasilkan spesifikasi yang terperinci tentang peubah yang menyangkut rancangan dan proses kontrol. Identifikasi sistem ditandai dengan adanya determinasi kriteria jalannya sistem yang akan membantu dalam evaluasi alternatif sistem. Kriteria tersebut meliputi pula penentuan output yang diharapkan, dan mungkin juga perhitungan rasio biaya dan manfaat (Eriyatno, 1999).

Dalam konteks pendekatan sistem, dikenal pula “Pendekatan Analitis”. Meskipun bagi sebagian orang terlihat sebagai “lawan”, namun sesungguhnya pendekatan analitis  (the analytic approach) dan pendekatan sistem (the systemic approaches) lebih sebagai  saling melengkapi (complementary) daripada berlawanan (Anonim, 1997). Pendekatan analitis berupaya memecah suatu sistem ke dalam elemen-elemen dasar dalam upaya mempelajari secara detail dan memahami tipe dan interaksi yang ada di antara mereka. Dengan memodifikasi satu variabel, dicoba menduga sifat umum untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada seluruh sistem dalam satu kondisi yang berbeda.

Perbandingan antara pendekatan analitis dengan pendekatan sistem

Pendekatan Analitis (Analytic Approach)
Pendekatan Sistem (Systemic Approach)

Terisolasi, berkosentrasi pada elemen.

Menyeluruh (unifies) dan berkosentrasi kepada interaksi antara elemen
Mempelajari  sifat interaksi
Mempelajari dampak dari interaksi
Menekankan pada ketepatan detail
Menekankan kepada persepsi global
Memodifikasi satu variabel pada satu titik waktu tertentu saja
Memodifikasi sejumlah variabel secara simultan
Gejala yang dipelajari dipercaya bersifat reversible.
Percaya bahwa gejala bersifat  irreversibility
Validitas fakta dibuktikan melalui teori.
Validitas dicapai melalui perbandingan antara perilaku ideal dengan perilaku realitas
Menggunakan ketepatan dan detail dari model yang telah terbukti dalam dunia nyata (misalnya  model-model ekonometrik)
Menggunakan model yang tidak didasarkan kepada pengetahuan,  namun lebih kepada kegunaannya untuk keputusan dan pelaksanaan (action). Atau, lebih pragmatis.
Memiliki pendekatan yang efisien jika interaksi bersifat linear and lemah (weak)
Akan lebih efisien jika interaksi bersifat nonlinear dan kuat (strong)
Menyumbang kepada pemahaman yang single discipline-oriented
Menyumbang kepada pemahaman yang multidisiplin.
Membantu dalam menjalankan program karena memberi pemahaman tentang detail
Membantu memahami tentang objek yang sesungguhnya
Kuat dalam hal detail, namun miskin tentang  tujuan (defined goals)
Kaya tentang aspek tujuan, namun lemah dalam detail.


*********

Tidak ada komentar:

Posting Komentar