Dalam pengertian yang paling umum,
sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka. A "system" is a collection of
things which have relationships among them, atau sebagai “....a group of interacting, interrelated,
or interdependent elements forming a complex whole”. Konsep
“pemikiran sistem” lahir dari dunia ilmu alam yang digeluti Herbert Spencer dan
penerusnya, serta bidang biologi oleh HJ Henderson dan pengikutnya. Konsep
sistem telah digunakan dalam ilmu ekonomi, antroplogi, psikologi, ilmu politik,
sosiologi, dan terutama dalam teori organisasi.
Sistem
juga dapat bermakna sebagai sejumlah bagian yang berkomposisi saling
terkoneksi, atau disebut sebagai kompleks (complex).
Sebuah sistem, adalah sebuah komposisi dari sejumlah elemen yang saling
berinteraski sehingga membentuk sebuah kesatuan yang padu (a unified whole).
Berpikir
secara sistem (system thinking) telah
berkembang jauh, dan telah menyediakan seperangkat teknik untuk mempelajari
sistem secara holistik, sebagai upaya melengkapi metode reduksionins (reductionistic
methods) yang telah
berkembang sebelumnya. Berpikir secara sistem mempertimbangkan berbagai teknik
untuk mempelajari sistem dalam berbagai bentuk. Ia lebih banyak menggunakan
pola pikir holistik dibandingkan teknik reduksionis. Disini dipelajari
kaitan-kaitan (linkages), interaksi,
dan proses antara elemen-elemen yang membangun sistem secara keseluruhan.
Seorang pemikir sistem menyadari bahwa sebuah sistem bersifat dinamis dan
kompleks, ada adalah hasil dari interaksi dari unit yang terstruktur dan
seimbang. Informasi mengalir dari elemen-elemen yang berbeda dalam sistem.
Prinsip dasar teori sistem cukup
sederhana, bahwa masyarakat merupakan suatu keseluruhan yang saling tergantung.
Analisa sistem pada konteks manajemen didasarkan atas penentuan informasi yang
terperinci yang dihasilkan setahap demi setahap dari proses, sehingga diketahui
bagaimana sistem bekerja agar memenuhi kebutuhan yang telah ditentukan, dengan
membangun kriteria jalannya sistem agar mencapai optimasi. Dari proses
identifikasi sistem dihasilkan spesifikasi yang terperinci tentang peubah yang
menyangkut rancangan dan proses kontrol. Identifikasi sistem ditandai dengan
adanya determinasi kriteria jalannya sistem yang akan membantu dalam evaluasi
alternatif sistem. Kriteria tersebut meliputi pula penentuan output yang
diharapkan, dan mungkin juga perhitungan rasio biaya dan manfaat (Eriyatno, 1999).
Dalam
konteks pendekatan sistem, dikenal pula “Pendekatan Analitis”. Meskipun bagi
sebagian orang terlihat sebagai “lawan”, namun sesungguhnya pendekatan
analitis (the analytic approach) dan pendekatan sistem (the systemic approaches) lebih
sebagai saling melengkapi (complementary) daripada berlawanan (Anonim, 1997). Pendekatan analitis berupaya memecah suatu
sistem ke dalam elemen-elemen dasar dalam upaya mempelajari secara detail dan
memahami tipe dan interaksi yang ada di antara mereka. Dengan memodifikasi satu
variabel, dicoba menduga sifat umum untuk memperkirakan apa yang akan terjadi
pada seluruh sistem dalam satu kondisi yang berbeda.
Perbandingan antara pendekatan
analitis dengan pendekatan sistem
Pendekatan Analitis (Analytic
Approach)
|
Pendekatan Sistem (Systemic
Approach)
|
Terisolasi, berkosentrasi pada
elemen.
|
Menyeluruh (unifies)
dan berkosentrasi kepada interaksi antara elemen
|
Mempelajari sifat interaksi
|
Mempelajari dampak dari interaksi
|
Menekankan pada ketepatan
detail
|
Menekankan kepada persepsi global
|
Memodifikasi satu variabel pada
satu titik waktu tertentu saja
|
Memodifikasi sejumlah variabel secara simultan
|
Gejala yang dipelajari
dipercaya bersifat reversible.
|
Percaya bahwa gejala bersifat irreversibility
|
Validitas fakta dibuktikan
melalui teori.
|
Validitas dicapai melalui perbandingan antara perilaku ideal dengan
perilaku realitas
|
Menggunakan ketepatan dan
detail dari model yang telah terbukti dalam dunia nyata (misalnya model-model ekonometrik)
|
Menggunakan model yang tidak didasarkan kepada
pengetahuan, namun lebih kepada
kegunaannya untuk keputusan dan pelaksanaan (action). Atau, lebih pragmatis.
|
Memiliki pendekatan yang
efisien jika interaksi bersifat linear
and lemah (weak)
|
Akan lebih efisien jika interaksi bersifat nonlinear dan kuat (strong)
|
Menyumbang kepada pemahaman
yang single discipline-oriented
|
Menyumbang kepada pemahaman yang multidisiplin.
|
Membantu dalam menjalankan
program karena memberi pemahaman tentang detail
|
Membantu memahami tentang objek yang sesungguhnya
|
Kuat dalam hal detail, namun
miskin tentang tujuan (defined goals)
|
Kaya tentang aspek tujuan, namun lemah dalam detail.
|
*********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar