Kamis, 26 Januari 2017

Pasca Panen: Penanganan vs Pengolahan

Istilah yang agak sering disalahartikan adalah menyamakan antara agribisnis dengan agroindustri.  Agroindustri adalah sejumlah aktifitas yang memproduksi material dari barang primer (dari pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan), lalu memprosesnya yang dapat mencakup transformasi dan pengolahan secara fisik atau kimia, penyimpanan, pengepakan, dan distribusi. Dalam pengertian luas, agroindustri merupakan seluruh aktifitas dalam rangkaian pertanian, sehingga menjadi sinonim dengan pengertian agribisnis (Hartwich et al., 2005) . Secara definisi, agroidustri adalah aktifitas mentransformasikan bahan baku hasil pertanian menjadi bahan jadi atau setengah jadi.  Disini terlibat kegiatan pengolahan yang merupakan perubahan fisik dan kimiawi, ataupun perubahan bentuk dan komposisi. Juga dicakup kegiatan penyimpanan, pengepakan, dan distribusi. Sebagian kalangan menyebut ini sebagai kegiatan “pasca panen”, meskipun pasca panen lebih kepada aspek teknisnya saja.

Penanganan pasca produksi (postproduction) adalah berbagai tindakan atau perlakuan yang diberikan pada hasil pertanian setelah panen, sampai komoditas berada di tangan konsumen. Kegiatan ini dibagi dalam dua bagian atau tahapan, yaitu penanganan pasca panen (postharvest) dan kegiatan pengolahan (processing).

Perbedaan kegiatan antara penanganan pasca panen dan pengolahan

Penanganan Pasca Panen (Postharvest)
Pengolahan (Processing)

Sering disebut dengan pengolahan primer (primary processing)

Sering disebut pengolahan sekunder (secondary processing)
Digunakan untuk menyebut semua perlakuan dari mulai panen sampai komoditas dapat dikonsumsi “segar” atau untuk persiapan pengolahan berikutnya.
Adalah tindakan yang mengubah hasil pertanian ke kondisi lain atau bentuk lain dengan tujuan dapat tahan lebih lama (pengawetan), mencegah perubahan yang tidak dikehendaki, atau untuk penggunaan lain.
Umumnya tidak mengubah bentuk penampilan atau penampakan bahan.
Pengolahan meliputi pengolahan pangan dan pengolahan non-pangan.
Termasuk berbagai aspek pemasaran dan distribusi
Lebih pada teknis, tidak mencakup aspek ekonomi.
Penanganan pasca panen bertujuan agar hasil pertanian dalam kondisi baik dan sesuai untuk dapat segera dikonsumsi atau untuk bahan baku pengolahan. Perlu adanya kompromi antara kebutuhan manusia dan karakter bahan hasil pertanian.
Berupaya untuk membuat produk pangan lebih tahan lama, mengurangi laju kerusakan, menghalangi hilangnya nutrisi, atau juga bisa menambah nutrisi tertentu.


Seringkali, untuk mendapatkan hasil optimal, maka kedua bentuk kegiatan ini harus dijalankan. Beberapa produk ada yang hanya membutuhkan penanganan pasca panen; namun sebagian harus diolah dulu. Komoditas perkebunan yang ditanam dalam skala luas seperti kopi, teh, dan tembakau membutuhkan dukungan industri pengolahan.

Kegiatan penanganan pasca panen sangat perlu untuk komoditas tanaman pangan yang berupa biji-bijian, ubi-ubian dan kacang-kacangan; agar tahan lama disimpan, kualitas tetap baik, dan tetap layak dan enak dikonsumsi. Penanganan hasil hortikultura sangat penting karena ia umumnya dikonsumsi segar namun mudah “rusak” (perishable). Penanganan yang baik berupaya mempertahankan kondisi segarnya dan mencegah perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki selama penyimpanan. Intinya, adalah bagaimana membuat bahan pangan ini masih “hidup” dan masih melanjutkan “fungsi metabolisme”, meskipun sudah berbeda dengan lingkungan aslinya. Penanganan yang baik mengurangi stres karena penanganan, hilangnya nutrisi, pelukaan, kerusakan mekanis lanjutan, orientasi gravitasi, suhu, dan lain-lain.


Dengan penanganan pasca panen yang baik, maka jumlah pangan yang dapat dikonsumsi lebih banyak, juga lebih murah dibanding peningkatan produksi, karena tidak butuh input tambahan. Selain itu, resiko kegagalan juga lebih kecil, menghemat energi, waktu yang diperlukan lebih singkat, meningkatkan nutrisi, mengurangi sampah, peningkatan nilai tambah, peningkatan daya saing, diversifikasi produk, meningkatkan daya simpan, kemudahan distribusi, perluasan pasar produk, pemenuhan nutrisi, peningkatan keamanan produk, optimalisasi sumber daya, dan peningkatan struktur perekonomian. Untuk mencapai ini semua, maka dibutuhkan berbagai teknologi yang menyangkut aspek fisiologis, fisik, patologis, kondisi lingkungan, dan juga sosial ekonomi. *******

Tidak ada komentar:

Posting Komentar