Istilah yang agak sering disalahartikan
adalah menyamakan antara agribisnis dengan “agroindustri”. Agroindustri
adalah sejumlah aktifitas yang memproduksi material dari barang primer (dari
pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan), lalu memprosesnya yang dapat
mencakup transformasi dan pengolahan secara fisik atau kimia, penyimpanan,
pengepakan, dan distribusi. Dalam pengertian luas, agroindustri merupakan
seluruh aktifitas dalam rangkaian pertanian, sehingga menjadi sinonim dengan
pengertian agribisnis (Hartwich et al., 2005) . Secara definisi, agroidustri adalah
aktifitas mentransformasikan bahan baku hasil pertanian menjadi bahan jadi atau
setengah jadi. Disini terlibat kegiatan
pengolahan yang merupakan perubahan fisik dan kimiawi, ataupun perubahan bentuk
dan komposisi. Juga dicakup kegiatan penyimpanan, pengepakan, dan distribusi.
Sebagian kalangan menyebut ini sebagai kegiatan “pasca panen”, meskipun pasca
panen lebih kepada aspek teknisnya saja.
Penanganan
pasca produksi (postproduction) adalah berbagai tindakan atau perlakuan yang diberikan pada hasil pertanian setelah panen, sampai komoditas berada di tangan konsumen. Kegiatan ini dibagi dalam dua bagian atau tahapan, yaitu penanganan pasca panen (postharvest) dan kegiatan pengolahan (processing).
Perbedaan kegiatan antara penanganan pasca panen dan
pengolahan
Penanganan
Pasca Panen (Postharvest)
|
Pengolahan (Processing)
|
Sering
disebut dengan pengolahan primer (primary
processing)
|
Sering disebut pengolahan
sekunder (secondary processing)
|
Digunakan untuk menyebut semua perlakuan
dari mulai panen sampai komoditas dapat dikonsumsi “segar” atau untuk
persiapan pengolahan berikutnya.
|
Adalah tindakan
yang mengubah hasil pertanian ke kondisi lain atau bentuk lain dengan tujuan
dapat tahan lebih lama (pengawetan), mencegah perubahan yang tidak
dikehendaki, atau untuk penggunaan lain.
|
Umumnya tidak
mengubah bentuk penampilan atau penampakan bahan.
|
Pengolahan meliputi pengolahan
pangan dan pengolahan non-pangan.
|
Termasuk berbagai aspek pemasaran dan distribusi
|
Lebih pada teknis, tidak mencakup aspek
ekonomi.
|
Penanganan
pasca panen bertujuan agar hasil pertanian dalam kondisi baik dan sesuai untuk
dapat segera dikonsumsi atau untuk bahan baku pengolahan. Perlu adanya
kompromi antara kebutuhan manusia dan karakter bahan hasil pertanian.
|
Berupaya untuk membuat
produk pangan lebih tahan lama, mengurangi laju kerusakan, menghalangi
hilangnya nutrisi, atau juga bisa menambah nutrisi tertentu.
|
Seringkali, untuk mendapatkan hasil optimal, maka kedua bentuk kegiatan ini
harus dijalankan. Beberapa produk ada yang hanya membutuhkan penanganan pasca
panen; namun sebagian harus diolah dulu. Komoditas perkebunan yang ditanam dalam skala luas seperti kopi, teh, dan tembakau membutuhkan dukungan industri
pengolahan.
Kegiatan penanganan pasca panen sangat perlu untuk komoditas tanaman pangan yang berupa biji-bijian, ubi-ubian dan kacang-kacangan; agar tahan lama disimpan,
kualitas tetap baik, dan tetap layak
dan enak dikonsumsi. Penanganan hasil hortikultura sangat penting karena ia umumnya dikonsumsi
segar namun mudah “rusak” (perishable). Penanganan yang
baik berupaya mempertahankan kondisi segarnya dan mencegah perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki selama penyimpanan. Intinya, adalah bagaimana membuat bahan pangan ini masih
“hidup” dan masih melanjutkan “fungsi
metabolisme”, meskipun sudah berbeda dengan lingkungan aslinya. Penanganan yang baik mengurangi stres karena penanganan, hilangnya nutrisi, pelukaan, kerusakan mekanis lanjutan, orientasi
gravitasi, suhu, dan lain-lain.
Dengan penanganan pasca panen yang baik, maka jumlah pangan yang dapat dikonsumsi lebih banyak, juga lebih murah dibanding peningkatan
produksi, karena tidak butuh
input tambahan. Selain itu, resiko
kegagalan juga lebih kecil, menghemat energi, waktu
yang diperlukan lebih singkat, meningkatkan nutrisi, mengurangi sampah, peningkatan
nilai tambah, peningkatan daya saing, diversifikasi produk, meningkatkan
daya simpan, kemudahan distribusi, perluasan pasar produk, pemenuhan
nutrisi, peningkatan keamanan produk, optimalisasi sumber daya, dan peningkatan
struktur perekonomian. Untuk mencapai
ini semua, maka dibutuhkan berbagai teknologi yang menyangkut aspek fisiologis, fisik, patologis, kondisi
lingkungan, dan juga sosial ekonomi. *******
Tidak ada komentar:
Posting Komentar