Ada banyak batasan untuk Good
Agricultural Practices (GAP), dan apa yang disebut dengan “good” juga bergantung kepada standar
yang digunakan. Yang banyak diacu adalah batasan yang dikeluarkan FAO. GAP
dapat bebeda untuk setiap wilayah, sehingga ia memilki konteks geografis.
Secara umum, GAP berkaitan dengan berbagai kumpulan metode spesifik yang
diterapkan dalam pertanian yang memproduksi dengan harmonis. “…any collection of specific methods, which
when applied to agriculture, produces results that are in harmony with the
values of the proponents of those practices”.
Perbedaan
antara pertanian (konvensional) dengan Good Agricultural Practices
Pertanian (konvensional)
|
Good Agricultural Practices
|
Adalah bertani secara umum dengan menggunakan
berbagai metode yang cenderung tidak memiliki pembatasan.
|
Menerapkan
metode yang spesifik, dengan prinsip harmonis dengan nilai-nilai utama
lingkungan dan kesehatan
|
Lebih bebas dan terbuka untuk berbagai metode.
Setiap teknologi pertanian yang ditemukan dipakai tanpa memperhatikan dampak negatifnya.
|
Lebih
terbatas, dan ketat dalam seleksi teknologi. GAP dijalankan dalam manajemen
tanaman terpadu (integrated crop
management) mencakup penggunaan
pupuk, irigasi, pengendalian gulma,
pengendalian hama dan penyakit, dan panen.
|
Tujuannya adalah menghasilkan produksi yang tinggi
dan cukup bagi kebutuhan penduduk. Kesehatan produk belum menjadi perhatian.
|
Menerapkan
sejumlah prinsip pada kegiatan produksi dan pasca produksi, dengan tujuan
menghasilkan makanan yang sehat dan aman. Bertanggung jawab untuk
keberlanjutan secara ekonomi, sosial dan lingkungan.
|
Mengaplikasikan berbagai metode dan teknologi yang
masih mengandalkan pada penggunaan bahan kimia untuk pupuk dan obat-obatan
(ala teknologi revolusi hijau).
|
Diaplikasikan
melalui metode pertanian berkelanjutan seperti Integrated Pest Management, Integrated Fertilizer Management dan conservation agriculture.
|
Masih menggunakan air secara berlebihan, kurang
memperdulikan kesuburan lahan. Perlakuan yang kasar pada ternak belum menjadi
perhatian, termasuk penggunaan antibiotik dan hormon yang tidak memperdulikan
kesehatan konsumen.
|
Menerapkan 4 prinsip utama yaitu:
(1) produksi secara ekonomi dan efisien (food
security), aman (food safety)
dan bergizi (food quality); (2)
berkelanjutan dan meningkatkan SDA, (3) menjaga keberlanjutan usaha pertanian
dan berkontribusi pada penghidupan berkelanjutan, dan (4) menyatukan antara cultural and social demands of society.
|
GAP menerapkan manajemen tanaman
terpadu (integrated crop management) (Good Agricultural Practice. http://www.nri.org/ …..). GAP
berkaitan dengan tanah adalah aplikasi teknologi yang mereduksi erosi,
penerapan pupuk secara tepat (saat dan dosisnya), menjaga materi organik tanah,
menjaga struktur tanah, dan green
manuring. Berkaitan dengan penggunaan air adalah penggunaan air secara
hemat dan efektif, mengurangi salinisasi air, mengurangi tanaman yang
membutuhkan banyak air, irigasi berjangka dengan melihat kebutuhan tanaman dan
menghindari kehilangan air karena drainase, menghindari drainase dan hanyutnya
pupuk, menjaga ekosistem lahan basah, dan menyediakan air untuk tanaman secara
alamiah.
Berkenaan
dengan produksi ternak haruslah memperhatikan kesejahteran ternak (animal well-being) yakni bebas dari
kelaparan, kondisi kandang yang buruk, sakit, penyakit, dan stres dalam
penanganan ternak. Menghindari mutilasi dan prosedur yang invasif, menekan
penggunaan antibiotik dan hormon, mengurangi transportasi ternak, dan
lain-lain. Ternak harus dihormati
dan diperlakukan dengan baik, sopan, dan bermartabat.
GAP
memikirkan kesehatan publik dengan menjamin kualitas melalui medicinal plant. Supermarket di Eropa misalnya menerapkan standard-setting bodies yang mengembangkan codes of
practice. Ini merupakan tuntutan konsumen tentang metode produksi
pertanian, dan dampaknya pada kesehatan dan lingkungan. Codes
of practice mencakup kualitas makanan (food
quality) yang menjamin kesehatan dalam tiap
tahapnya, dampak sosial dimana mesti ada dampak positif untuk
petani kecil
dan kondisi kerja yang layak, dan ramah lingkungan dimana makanan
diproduksi dalam sistem usahatani yang berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan.
GAP memiliki cakupan yang luas dalam
sistem usahatani (farming systems). Ia
diterapkan melalui metode pertanian berkelanjutan (sustainable agricultural methods) berupa manajemen hama terpadu (integrated pest management), manajemen
pupuk terpadu (integrated fertilizer management) dan pertanian konservasi (conservation agriculture). GAP
dikembangkan oleh pemerintah, NGO dan swasta; dan panduannya dapat
diaplikasikan siapa saja. GAP dapat
diaplikasi pada ranah yang agak luas pada sistem usahatani dan pada berbagai
skala. Ada empat prinsip GAP, yaitu: (1) berproduksi secara ekonomi dan
efisien, (2) berkelanjutan dan mendukung perbaikan sumber daya alam, (3)
menjaga keuntungan usaha dan berkontribusi pada kehidupan yang berkelanjutan,
dan (4) menghargai dan mempertemukan aspek kultural dan kebutuhan sosial
masyarakat.
Pertanian yang berkelanjutan menjadi
spirit dalam praktek GAP, dan organic
farming menjadi metode pokoknya.
Namun, konsep GAP juga berubah-rubah
akibat perubahan di dunia pertanian,
globalisasi perdagangan, krisis pangan, polusi sumber daya air, hama
yang resisten pestisida, erosi tanah, dan lain-lain. GAP juga dikritik karena
produksi pertanian hasil GAP dapat lebih mahal dan memberatkan konsumen.
GAP memberi peluang untuk menilai dan
memutuskan apa bentuk berusahatani yang akan digunakan dalam proses produksi.
Ia memungkinkan menerapkan strategi manajemen yang komprehensif,
dan memungkinkan untuk menyesuaikan menghadapi berbagai perubahan. Penerapannya
membutuhkan pemahaman, pengertian, rencana, monitoring dan record-keeping dalam setiap langkah proses produksi.
Saat ini, telah dihasilkan berbagai
standar dan pedoman dalam penerapan GAP, yang berbeda antar negara dan satuan
wilayah. AS
menerapkan Good Agricultural Practices
atau disebut juga Good Handling Practices,
tidak sebagaimana panduan FAO, karena mereka lebih fokus pada kesehatan pangan.
Panduan yang mereka gunakan dikeluarkan tahun 1998 berupa "Guide
to Minimize Microbial Food Safety Hazards for Fresh Fruits and Vegetables."
********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar