Modernisasi agak berhimpit dengan westernisasi, karena apa yang dipandang
modern adalah segala selalu yang datang dari Barat. Keduanya ini juga sering campur
aduk dengan “pembangunan”, karena ide pembangunan itu sendiri datang dari Barat
juga. Apa yang modern suka disebut pembangunan, dan pembangunan adalah bila
kita berubah ke arah bentuk masyarakat
Barat.
Padahal, sejatinya, pembangunan bermakna netral. “Pembangunan” adalah
perubahan yang sengaja dilakukan dengan perencanaan yang matang untuk membangun
negara kepada kondisi yang lebih baik.
Sementara, modernisasi adalah suatu bentuk perubahan sosial yang biasanya
merupakan perubahan sosial yang terarah (directed
change) yang didasarkan pada suatu perencanaan yang disebut social planning. Persoalannya, apa yang
dianggap lebih baik adalah yang lebih
maju. Dan, kebetulan sudah ada pula contohnya, yaitu masyarakat Barat.
Nah, anehnya lagi, modernisasi sering pula disamakan dengan globalisasi.
Padahal keduanya sungguh jauh berbeda. Penyebabnya karena ide-ide yang
mengglobal tersebut sampai saat ini adalah segala hal tentang “modern”. Namun,
di masa mendatang bisa saja tidak. Tidak selalu yang modern disukai semua
orang. Dalam kondisi demikian, nilai-nilai lama atau nilai-nilai yang tidak
sejalan dengan yang modern bisa saja disebarkan ke seluruh muka bumi, dan
ketika ia diterima pihak lain, maka berarti ia telah mengglobal.
Perbedaan antara globalisasi dan modernisasi
Modernisasi
|
Globalisasi
|
Adalah
proses mengarah kepada mengubah cara berpikir tradisional dan irasional
menjadi cara berpikir rasional, efisien, dan praktis. Sering disamakan dengan
westernisasi, yaitu suatu proses identifikasi dan imitasi budaya Barat.
|
Adalah peningkatan
kesalingtergantungfan antar negara di dunia. Yang kuat lebih diacu, misalnya
kecenderungan mengikuti kaidah-kaidah tertentu yang sama misalnya sesuai
dengan etika di PBB dan OKI.
|
Indikatornya adalah dimana hidup menjadi lebih
praktis dan efisien. Semakin sedikit usaha yang dibutuhkan, namun semakin
banyak output yang dicapai. Teknologi menjadi andalan untuk mencapai
efisiensi hidup tersebut.
|
Indikatornya adalah kultur dan peradaban yang semakin sama di wilayah
manapun. Apa yang terjadi di satu tempat diketahui, diperdulikan dan menjadi
hak tiap orang untuk terlibat. Pengetahuan setiap orang menjadi lebih sama
dan seragam, karena terus saling dipertukarkan satu sama lain.
|
Ciri
manusia modern (menurut Alex Inkeles) adalah terbuka terhadap
pengalaman-pengalaman baru dan penemuan-penemuan baru, siap menerima
perubahan, lebih berorientasi ke masa kini dan masa mendatang, dan percaya
pada kemampuan Iptek.
|
Manusia semakin sama
pengetahuannnya, juga cara bersikap dan metoda bertindaknya. Orang yang
bertipe global selalu mengikuti trend
dunia, dan bisa saja trend tersebut bukan sesuatu yang “modern”.
|
Didorong oleh penemuan-penemuan teknologi mesin
yang memudahkan berbagai pekerjaan.
|
Didorong karena kemajuan teknologi di bidang komunikasi, tersedianya alat
komunikasi yang murah, dan jaringan komunikasi yang meluas sampai ke pelosok
desa.
|
Bermula
dari revolusi industri di Inggris, yakni penggunaan mesin di pabrik-pabrik,
penemuan seperti mesin pemintal kapas tahun 1767, serta mesin uap James Watt
tahun 1765.
|
Dimulai dengan adanya perdagangan
internasional, yakni jalur dagang
sutra Cina 1000 - 1500 SM, lalu perdagangan kaum Muslim di Asia dan Afrika,
eksplorasi dunia oleh negara-negara Eropa, munculnya perusahaan-perusahaan
multinasional, runtuhnya komunisme dan menyebarnya kapitalisme. Isme dunia
semakin satu warna saja.
|
Salurannya melalui penerapan konsep
pembangunan, dana bantuan asing, pembangunan ala Barat, penyebaran buku-buku
ilmu pengetahuan, dst
|
Melalui lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan, lembaga keagamaan,
industri internasional, lembaga perdagangan, wisata mancanegara, badan-badan
dunia, hubungan diplomatik dan konsuler, dll
|
Secara sederhana, modernisasi adalah proses pembangunan yang diberikan oleh
perubahan demi kemajuan. Menurut Schoorl (1982) modernisasi merupakan
penggantian teknik produksi dari cara–cara tradisional ke cara-cara yang
tertampung dalam pengertian revolusi industri. Penerapan ilmu pengetahuan
ilmiah yang ada kepada semua aktivitas merupakan faktor penting dalam
modernisasi. Jadi, modernisasi adalah
suatu perubahan fisik yaitu cara–cara tradisional kearah modern dengan penggunaan
teknologi dan mesin. Serta juga perubahan pola pikir, dari pola pikir tradisional menjadi pola pikir
rasional. Modernisasi menunjukan suatu proses dari serangkaian upaya untuk
menuju atau menciptakan nilai-nilai (fisik dan sosial) yang bersifat atau
berkualifikasi universal, rasional dan fungsional.
Sementara globalisasi adalah proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang
menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak dan elektronik. Gejala
ini terbentuk oleh adanya kemajuan di bidang komunikasi dunia. Ada pula yang
mendefinisikan globalisasi sebagai hilangnya batas ruang dan waktu akibat
kemajuan teknologi informasi, atau suatu proses terbentuknya sistem organisasi
dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia. Tujuan globalisasi adalah
untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama misalnya apa yang
diusung PBB. Cirinya adalah peningkatan kesalingtergantungan masyarakat dunia.
Dampak positif globalisasi adalah masuknya nilai–nilai positif yakni
disiplin, etos kerja, pentingnya pendidikan, mempercepat proses pembangunan
karena perkembangan Iptek, dan sifat terbuka dan tanggap terhadap unsur–unsur
pembaruan. Sementara, dampak negatif globalisasi adalah terjadinya cultural shock dan cultural lag karena unsur-unsur globalisasi tidak berlangsung
serempak, dan juga anomie.
Modernisasi dan globalisasi bisa berdampak positif terhadap perubahan
sosial dan budaya berupa perubahan tata nilai dan sikap dari irasional menjadi
rasional, berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, tingkat kehidupan yang
lebih baik, meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja manusia, meningkatkan
prokduktivitas kerja manusia, tersediannya berbagai macam barang konsumsi,
meluasnya pilihan dan lapangan pekerjaan, munculnya profesionalisme, lancarnya komunikasi antar individu maupun
antar kelompok, serta transaksi ekonomi antar negara. Sementara dampak
negatifnya adalah pola hidup konsumtif, sikap individualistik, gaya hidup
kebarat-baratan, kesenjangan sosial, perusakan alam dan pencemaran lingkungan,
penurunan kualitas moral manusia, serta sikap egois dan materealis.
Namun globalisasi sejatinya belum berhenti, ia masih terus berproses. Tiap
orang bisa memainkan peran dan menyebarkan pengaruhnya, dimanapun kita hidup.
Bukanlah selain gejala “localization
globality” kita juga mengenal adanya fenomena “globalization locality”. (********)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar