Kamis, 26 Januari 2017

Globalisasi vs Modernisasi

Modernisasi agak berhimpit dengan westernisasi, karena apa yang dipandang modern adalah segala selalu yang datang dari Barat. Keduanya ini juga sering campur aduk dengan “pembangunan”, karena ide pembangunan itu sendiri datang dari Barat juga. Apa yang modern suka disebut pembangunan, dan pembangunan adalah bila kita berubah  ke arah bentuk masyarakat Barat.
Padahal, sejatinya, pembangunan bermakna netral. “Pembangunan” adalah perubahan yang sengaja dilakukan dengan perencanaan yang matang untuk membangun negara kepada  kondisi yang lebih baik. Sementara, modernisasi adalah suatu bentuk perubahan sosial yang biasanya merupakan perubahan sosial yang terarah (directed change) yang didasarkan pada suatu perencanaan yang disebut social planning. Persoalannya, apa yang dianggap lebih  baik adalah yang lebih maju. Dan, kebetulan sudah ada pula contohnya, yaitu masyarakat Barat.
Nah, anehnya lagi, modernisasi sering pula disamakan dengan globalisasi. Padahal keduanya sungguh jauh berbeda. Penyebabnya karena ide-ide yang mengglobal tersebut sampai saat ini adalah segala hal tentang “modern”. Namun, di masa mendatang bisa saja tidak. Tidak selalu yang modern disukai semua orang. Dalam kondisi demikian, nilai-nilai lama atau nilai-nilai yang tidak sejalan dengan yang modern bisa saja disebarkan ke seluruh muka bumi, dan ketika ia diterima pihak lain, maka berarti ia telah mengglobal.
Perbedaan antara globalisasi dan modernisasi
Modernisasi
Globalisasi
Adalah proses mengarah kepada mengubah cara berpikir tradisional dan irasional menjadi cara berpikir rasional, efisien, dan praktis. Sering disamakan dengan westernisasi, yaitu suatu proses identifikasi dan imitasi budaya Barat.

Adalah peningkatan kesalingtergantungfan antar negara di dunia. Yang kuat lebih diacu, misalnya kecenderungan mengikuti kaidah-kaidah tertentu yang sama misalnya sesuai dengan etika di PBB dan OKI.
Indikatornya adalah dimana hidup menjadi lebih praktis dan efisien. Semakin sedikit usaha yang dibutuhkan, namun semakin banyak output yang dicapai. Teknologi menjadi andalan untuk mencapai efisiensi hidup tersebut.
Indikatornya adalah kultur dan peradaban yang semakin sama di wilayah manapun. Apa yang terjadi di satu tempat diketahui, diperdulikan dan menjadi hak tiap orang untuk terlibat. Pengetahuan setiap orang menjadi lebih sama dan seragam, karena terus saling dipertukarkan satu sama lain.
Ciri manusia modern (menurut Alex Inkeles) adalah terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru dan penemuan-penemuan baru, siap menerima perubahan, lebih berorientasi ke masa kini dan masa mendatang, dan percaya pada kemampuan Iptek.
Manusia semakin sama pengetahuannnya, juga cara bersikap dan metoda bertindaknya. Orang yang bertipe global selalu mengikuti trend dunia, dan bisa saja trend tersebut bukan sesuatu yang “modern”.
Didorong oleh penemuan-penemuan teknologi mesin yang memudahkan berbagai pekerjaan.
Didorong karena kemajuan teknologi di bidang komunikasi, tersedianya alat komunikasi yang murah, dan jaringan komunikasi yang meluas sampai ke pelosok desa.
Bermula dari revolusi industri di Inggris, yakni penggunaan mesin di pabrik-pabrik, penemuan seperti mesin pemintal kapas tahun 1767, serta mesin uap James Watt tahun 1765.

Dimulai dengan adanya perdagangan internasional, yakni  jalur dagang sutra Cina 1000 - 1500 SM, lalu perdagangan kaum Muslim di Asia dan Afrika, eksplorasi dunia oleh negara-negara Eropa, munculnya perusahaan-perusahaan multinasional, runtuhnya komunisme dan menyebarnya kapitalisme. Isme dunia semakin satu warna saja.
Salurannya melalui penerapan konsep pembangunan, dana bantuan asing, pembangunan ala Barat, penyebaran buku-buku ilmu pengetahuan, dst
Melalui lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan, lembaga keagamaan, industri internasional, lembaga perdagangan, wisata mancanegara, badan-badan dunia, hubungan diplomatik dan konsuler, dll

Secara sederhana, modernisasi adalah proses pembangunan yang diberikan oleh perubahan demi kemajuan. Menurut Schoorl (1982) modernisasi merupakan penggantian teknik produksi dari cara–cara tradisional ke cara-cara yang tertampung dalam pengertian revolusi industri. Penerapan ilmu pengetahuan ilmiah yang ada kepada semua aktivitas merupakan faktor penting dalam modernisasi. Jadi, modernisasi adalah  suatu perubahan fisik yaitu cara–cara tradisional kearah modern dengan penggunaan teknologi dan mesin. Serta juga perubahan pola pikir, dari  pola pikir tradisional menjadi pola pikir rasional. Modernisasi menunjukan suatu proses dari serangkaian upaya untuk menuju atau menciptakan nilai-nilai (fisik dan sosial) yang bersifat atau berkualifikasi universal, rasional dan fungsional.
Sementara globalisasi adalah proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak dan elektronik. Gejala ini terbentuk oleh adanya kemajuan di bidang komunikasi dunia. Ada pula yang mendefinisikan globalisasi sebagai hilangnya batas ruang dan waktu akibat kemajuan teknologi informasi, atau suatu proses terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia. Tujuan globalisasi adalah untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama misalnya apa yang diusung PBB. Cirinya adalah peningkatan kesalingtergantungan masyarakat dunia.
Dampak positif globalisasi adalah masuknya nilai–nilai positif yakni disiplin, etos kerja, pentingnya pendidikan, mempercepat proses pembangunan karena perkembangan Iptek, dan sifat terbuka dan tanggap terhadap unsur–unsur pembaruan. Sementara, dampak negatif globalisasi adalah terjadinya cultural shock dan cultural lag karena unsur-unsur globalisasi tidak berlangsung serempak, dan juga anomie.
Modernisasi dan globalisasi bisa berdampak positif terhadap perubahan sosial dan budaya berupa perubahan tata nilai dan sikap dari irasional menjadi rasional, berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, tingkat kehidupan yang lebih baik, meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja manusia, meningkatkan prokduktivitas kerja manusia, tersediannya berbagai macam barang konsumsi, meluasnya pilihan dan lapangan pekerjaan, munculnya profesionalisme,  lancarnya komunikasi antar individu maupun antar kelompok, serta transaksi ekonomi antar negara. Sementara dampak negatifnya adalah pola hidup konsumtif, sikap individualistik, gaya hidup kebarat-baratan, kesenjangan sosial, perusakan alam dan pencemaran lingkungan, penurunan kualitas moral manusia, serta sikap egois dan materealis. 
Namun globalisasi sejatinya belum berhenti, ia masih terus berproses. Tiap orang bisa memainkan peran dan menyebarkan pengaruhnya, dimanapun kita hidup. Bukanlah selain gejala “localization globality” kita juga mengenal adanya fenomena “globalization locality”. (********)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar