Kita
juga sering mendengar orang membedakan kemiskinan atas kemiskinan struktural
dengan kemiskinan kultural. Ini berkaitan dengan penyebab. Sehingga secara
sederhana “kemiskinan struktural” adalah kemiskinan yang lahir karena struktur
yang tidak adil, sedangkan “kemiskinan klutural” adalah kemiskinan karena
kultur mereka sendiri yang memang kurang positif.
Dalam
ilmu sosial, “struktur” memiliki banyak sekali definisi. Secara umum, stuktur
adalah jaringan sistem relasi yang terbangun dalam masyarakat, berisi
relasi antar individu dan juga kelompok.
Jika struktur lebih statis, maka kultur lebih dinamis. Secara definisi,
“kultur” berisi pola dari nilai-nilai, ide, dan simbol-simbol lain yang
bermakna bagi sistem. Kultur membatasi (constraining)
namun juga memberi kesempatan kepada anggotanya untuk hidup, maju dan
berkembang.
Perbedaan
antara kemiskinan struktural dengan kultural
Kemiskinan struktural
|
Kemiskinan kultural
|
Situasi miskin yang disebabkan karena rendahnya akses terhadap sumber daya. Ini terjadi
dalam suatu sistem sosial budaya dan sosial politik yang tidak mendukung
pembebasan kemiskinan, tetapi seringkali malah menyebabkan suburnya kemiskinan.
|
Mengacu pada persoalan sikap
seseorang atau masyarakat yang disebabkan oleh faktor budaya, seperti tidak
mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupan, malas, pemboros, tidak kreatif
meskipun ada bantuan dari pihak luar, dll.
|
Ia miskin karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum
menjangkau seluruh masyarakat.
|
Ia miskin karena sikapnya sendiri.
|
Penyebabnya
ekternal, mungkin karena kebijakan pemerintah yang keliru dan tidak adil.
|
Penyebabnya internal, dari si
miskin itu sendiri dan dari kelompok itu sendiri.
|
Timbul
karena kebijakan pemerintah atau karena strukutur eknomi yang tidak adil.
|
Penyebab kemiskinan dapat karena faktor keluarga dimana
si miskin hidup, faktor kultural (subcultural
causes) yang membentuk pola hidup, serta pola pembelajaran dan prinsip
berbagi dari komunitasnya.
|
Solusinya
pengentasannya adalah melalui penciptaan kesempatan (create opporunity) dengan pemulihan ekonomi makro, pembangunan,
dan peningkatan pelayanan umum; serta memberdayaan masyarakat dengan
peningkatan akses kepada sumber daya ekonomi dan politik.
|
Peningkatan kemampuan (increasing capacity) melalui
pendidikan dan perumahan, dan perlindungan sosial (social protection) untuk mereka yang menderita cacat fisik,
fakir miskin, keluarga terisolir, terkena PHK, dan korban konflik sosial.
|
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar