Kamis, 26 Januari 2017

Kemiskinan Struktural vs Kemiskinan Kultural

Kita juga sering mendengar orang membedakan kemiskinan atas kemiskinan struktural dengan kemiskinan kultural. Ini berkaitan dengan penyebab. Sehingga secara sederhana “kemiskinan struktural” adalah kemiskinan yang lahir karena struktur yang tidak adil, sedangkan “kemiskinan klutural” adalah kemiskinan karena kultur mereka sendiri yang memang kurang positif.

Dalam ilmu sosial, “struktur” memiliki banyak sekali definisi. Secara umum, stuktur adalah jaringan sistem relasi yang terbangun dalam masyarakat, berisi relasi  antar individu dan juga kelompok. Jika struktur lebih statis, maka kultur lebih dinamis. Secara definisi, “kultur” berisi pola dari nilai-nilai, ide, dan simbol-simbol lain yang bermakna bagi sistem. Kultur membatasi (constraining) namun juga memberi kesempatan kepada anggotanya untuk hidup, maju dan berkembang.

Perbedaan antara kemiskinan struktural dengan kultural
Kemiskinan struktural
Kemiskinan kultural

Situasi miskin yang disebabkan karena rendahnya akses terhadap sumber daya. Ini  terjadi dalam suatu sistem sosial budaya dan sosial politik yang tidak mendukung pembebasan kemiskinan, tetapi seringkali malah menyebabkan suburnya kemiskinan.

Mengacu pada persoalan sikap seseorang atau masyarakat yang disebabkan oleh faktor budaya, seperti tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupan, malas, pemboros, tidak kreatif meskipun ada bantuan dari pihak luar, dll.
Ia miskin karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakat.
Ia miskin karena sikapnya sendiri.
Penyebabnya ekternal, mungkin karena kebijakan pemerintah yang keliru dan tidak adil.
Penyebabnya internal, dari si miskin itu sendiri dan dari kelompok itu sendiri.
Timbul karena kebijakan pemerintah atau karena strukutur eknomi yang tidak adil.
Penyebab kemiskinan dapat karena faktor keluarga dimana si miskin hidup, faktor kultural (subcultural causes) yang membentuk pola hidup, serta pola pembelajaran dan prinsip berbagi dari komunitasnya.
Solusinya pengentasannya adalah melalui penciptaan kesempatan (create opporunity) dengan pemulihan ekonomi makro, pembangunan, dan peningkatan pelayanan umum; serta memberdayaan masyarakat dengan peningkatan akses kepada sumber daya ekonomi dan politik.
Peningkatan kemampuan (increasing capacity) melalui pendidikan dan perumahan, dan perlindungan sosial (social protection) untuk mereka yang menderita cacat fisik, fakir miskin, keluarga terisolir, terkena PHK, dan korban konflik sosial.


 *****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar