Banyak orang yang menghindari
membicarakan agraria, atau merasa putus asa memperjuangkan landreform. Sehingga ada yang memilih agroindustri untuk
meningkatkan nilai tambah ekonomi. Antara kedua ini akhirnya bisa menjadi opsi,
walau dapat pula dijalankan keduanya sekaligus.
Sebenarnya jika landreform berhasil, sebutlah setiap keluarga petani menguasai
lahan minimal 2 ha, maka banyak sekali program yang bisa dhilangkan. Pemerintah
mungkin tidak perlu lagi repot-repot membantu pupuk murah, kredit ringan, dan
bantuan traktor. Dengan lahan 2 ha, petani bisa membeli pupuk dengan harga
pasar, membayar jasa perbankan komersial, dan juga tidak perlu dibantu
pemasaran. Karena kita tidak mau membagi-bagi lahan yang cukup, maka kita
direpotin dengan tetek bengek ini sepanjang hari. Entah sampai kapan pemerintah
harus membagikan benih gratis dan pupuk murah. Penyebabnya adalah karena lahan
yang sempit sehingga total pendapatan dari lahan hanya habis untuk konsumsi,
tidak ada lagi modal untuk usahatani musim berikutnya. Untuk usahatani padi
misalnya, jika petani menguasai lahan 2 ha, ia bisa berpendapatan bersih Rp. 30
juta per musim tanam, atau Rp. 7,5 juta sebulan. Tapi jika lahannya hanya 2000
m2, maka hanya dapat Rp. 750 ribu sebulan. Ga
heran untuk beli garam pun mereka susah.
Perbedaan karakter pembangunan dengan menggunakan pendekatan
landreform atau agroindustri
Landreform
|
Agroindustri
|
Bentuknya adalah pembagian lahan (landreform),
sebutlah minimal 2 ha per keluarga petani.
|
Bentuknya adalah
pengolahan hasil pertanian untuk mendapatkan nilai tambah. Ini bagian dari
aspek non-landreform.
|
Lebih menjamin kesejahteraan petani secara berkelanjutan dan mendasar
pada level mikro
|
Dikuasai oleh pihak
yang memiliki teknologi. Sampai saat ini alih teknologi dari negara maju ke
negara berkembang masih alot.
|
Saat ini pemikiran tentang landreform
banyak ditinggalkan, dianggap ide “kuno”.
|
Lebih dipilih karena
dianggap sebagai sesuatu yang modern dan keren.
Bahkan kemajuan di sektor ini menjadi indikator untuk label bisnis modern,
yaitu industri.
|
Pendukungnya terbatas, hanya tinggal LSM dan organisasi-organisasi
petani.
|
Pendukungnya banyak,
mulai dari ahli-ahli kimia dan industri di kampus, para pengusaha, dan tentu
juga konsumen yang selalu harus merasa keren
dengan konsumsi pangan mereka.
|
Bidangnya adalah pengorganisasian petani, pemetaan lahan terlantar,
pembagian lahan, dst.
|
Bidangnya adalah
teknik kimia, biologi, mesin modern dan komputerisasi.
|
Kendala yang dihadapi berupa kendala politis dan birokrasi. Penguasa
tidak punya nyali melakukan landreform.
|
Kendala teknis,
dimana alih teknologi dari negara modern yang tidak mudah dan rela
mentransfer mesin-mesin mereka yang mahal dan dilindungi hak cipta untuk
diberikan ke negara berkembang. Ini bisnis yang sexy.
|
Kendala keduanya sama-sama sulit
sesungguhnya. Jika landrefrom
ditinggalkan karena dianggap sebagai ide kuno, pada agroindustri kendalanya
adalah sulitnya transfer teknologi pengolahan pangan dari negara maju ke negara
berkembang. Karena itulah, untuk CPO misalnya kita harus mengekspornya tanpa
diolah lagi. Demikian pula untuk karet dimana kita baru mampu sampai membuat sheet dan pengalahan primer belaka.
*******
Saya ingin berbagi di sini tentang bagaimana Tuan Pedro memberi saya pinjaman sebesar £820.000,00 untuk memperluas bisnis saya dengan tingkat pengembalian tahunan 2%. Saya sangat bersyukur dan saya pikir saya harus membagikannya di sini. Berikut alamat emailnya: pedroloanss@gmail.com / WhatsApp +393510140339 jika ada di sini yang mencari suku bunga pinjaman yang terjangkau.
BalasHapus