Senin, 22 September 2014

Ekonomi vs Ekonomi Kelembagaan

Esensi ilmu ekonomi adalah bagaimana mencapai efisiensi melalui alokasi sumber daya secara optimal. Namun dalam perjalanannya, berbagai bidang dan cabang ilmu telah berkembang dengan banyak variannya. Salah satunya, yang paling menarik perhatian adalah “Ekonomi Kelembagaan”.  Untuk memahami ini, akan lebih mudah jika dibandingkan  dengan ekonomi neoklasik.

Namun demikian, sebelum bicara perbedaannya, dalam banyak hal ekonomi neo klasik juga banyak sejalan dengan ekonomi kelembagaan (Paarlebrg, 1993). Kesejalanannya tersebut adalah dimana esensi dari keduanya adalah bagaimana menghasilkan dan mendistribusikan barang dan jasa yang terbatas, percaya pada manusia akan mampu menanganinya, percaya pada sistem atau mekanisme insentif dan disinsentif, percaya pada prinisp-prinsip utilitas yang semakin lama semakin berkurang, juga meyakini hukum bahwa jika harga naik produksi barang dan jasa meningkat, maka permintaan akan turun. Ilmu ini pun meyakini akan mampu mengatasi kompetisi pasar yang tidak sempurna.

Ilmu Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana perilaku individu dan masyarakat dalam membuat pilihan (dengan atau tanpa uang) menggunakan sumber-sumber yang terbatas, dengan cara atau alternatif terbaik untuk menghasilkan barang dan jasa sebagai pemuas kebutuhan manusia yang cenderung tidak terbatas. Barang dan jasa yang dihasilkan kemudian didistribusikan untuk kebutuhan konsumsi sekarang dan di masa yang akan datang kepada berbagai individu dan kelompok masyarakat.

Perbedaan antara ilmu ekonomi dengan ekonomi kelembagaan
Ekonomi (klasik/neoklasik)
Ekonomi Kelembagaan
Economics is the social science that studies the behavior of individual, groups, and organizations (called economic actors, players, or agents), when they manage or use scarce resources, which have alternative uses, to achieve desired ends.
Institutional economics focuses on understanding the role of the evolutionary process and the role of institutions in shaping economic behaviour.

Disebut juga “ekonomi ortodoks” dengan banyak asumsi (given) seperti persaingan bebas, persaingan sempurna, manusia rasional, motivasi memaksimalkan keuntungan, dan meminimasi pengorbanan ekonomi.
Sebagai upaya ‘perlawanan’ terhadap dan sekaligus pengembangan ide ekonomi neoklasik. Menurut Douglas North ekonomi kelembagaan masih menggunakan dan menerima asumsi dasar dari ekonomi neoklasik mengenai kelangkaan dan kompetisi, tetapi meninggalkan asumsi rasionalitas instrumental (instrumental rasionality).
Mengandaikan pasar akan berjalan sempurna. Meskipun tidak terbukti, tetap saja mengandaikan demikian.
Bertolak dari kegagalan pasar. Fokus pada kelembagaan nonpasar, seperti hak kepemilikan, kontrak, dan lain-lain.
Hanya menggunakan ilmu ekonomi. Menggunakan pendekatan materialistik dengan observasi terutama pada komoditas dan harga. Fokus pada particularism.
Mancakup ilmu pengetahuan sosial ekonomi, budaya dan terutama ekonomi politik, menggunakan pendekatan idealistik, dan fokus utamanya melihat pada transaksi. Fokus pada holism (keseluruhan) atau cara pandang menyeluruh (holistic way) dengan perspektif multidisipliner.
Efisiensi akan dicapai melalui persaingan. Postulat utamanya pada keseimbangan.
Efisiensi dicapai melalui kerjasama. Postulatnya justeru pada ketidakseimbangan.
Diasumsikan bahwa biaya transaksi nol, rasionalitas bersifat instrumental, dan individu hanya insentif ekonomi. Percaya pada free will.
Sosial, budaya, politik, hukum, dll. Butuh non market institution. Percaya pada behaviorist.
Untuk menyelesaikan masalah-masalah praktis digunakan instrumen motif-motif ekonomi yaitu pendapatan, laba, material (Witte, 1988). Faktor non ekonomi tidak masuk dalam operasi hukum ekonomi.
Penyelesaian masalah ekonomi yang spesifik dari kebijakan publik dengan mempertimbangkan ekonomi, sosial, psikologi, sejarah, hukum, politik, administrasi dan teknik. Menguliti dampak dari kelembagaan terhadap ekonomi. Ekonomi dan kelembagaan saling bolak balik mempengaruhi.
Lebih banyak menganalisis, metodenya positivism, mengandalkan ekonometrika.
Lebih banyak mendeskripsikan dan mempresentasikan fakta, dengan metode normatif mengandalkan data-data kualitatif. Ekonometrika bisa dipakai bisa tidak.
Mangandalkan asumsi, preconception dan berbasiskan elemen normatif.
Memperhatikan fakta. Fakta adalah segalanya, bukan fakta ekonomi yang kaku, namun lebih beragam. Segala informasi dihargai sebagai data yang berguna.
Dalam melakukan teorisasi menggunakan model, dan pengambilan kesimpulan secara deduktif.
Menekankan pada fakta, dengan metode induktif.
Proses ekonomi dipandang sebagai sebuah sistem yang tertutup.
Proses ekonomi terbuka, merupakan bagian dari jaringan sosikultural. Saling hubung antar bagian dan dengan keseluruhan, menggabungkan ekonomi dan non ekonomi dan dengan proses sosial, memperhatikan evaluasi sistem sosial, dan proses sosial itu sendiri, serta menerima prinsip sebab akibat.
Perilaku untuk memaksimalkan kepentingan pribadi. Menerima struktur apa adanya. Struktur sosial dan kekuasaan telah ada.
Kultur dan kekuasaan menentukan perilaku individu. Norma dan nilai mengikat individu, dan perilaku cederung kolektif. Lebih pluralistik dan dinamis.
Tokohnya misalnya Adam Smith dan Alfred Marshall
Thorstein B. Veblen dan John R. Commons
Sumber: Yustika (2006).


Banyak pihak melihat kegagalan aliran ekonomi Neoklasik karena masalah filosofis, karena terlalu mengandalkan pendekatan kuantitatif, dan bertumpu pada paham positivism; yang melihat suatu realita hanya dari sudut permodelan yang disederhanakan. Ekonomi kelembagaan merupakan suatu reaksi dari ketidakpuasan terhadap aliran Neoklasik yang merupakan kelanjutan dari aliran Klasik ini. Aliran ekonomi kelembagaan percaya bahwa kondisi ekonomi akan menentukan bentuk struktur kelembagaan. Aliran ekonomi kelembagaan merupakan reaksi dari dominasi aliran ekonomi ortodoks (utama), yang bukan saja di negara maju banyak dikritik, namun juga terbukti gagal di negara berkembang. Ekonomi kelembagaan memahami masalah ekonomi dengan mengaitkan dengan disiplin ilmu-ilmu lainnya, sehingga pendekatannya lebih holistik.  *********