Revolusi pertanian Arab (Arab Agricultural Revolution) merupakan revolusi yang cukup dikenal. Sebagian menyebutnya dengan “Medieval Green Revolution”, “Muslim Agricultural Revolution”,
Islamic Agricultural Revolution”, atau “Islamic Green Revolution”. Ini berlangsung pada zaman Kegemilangan Isalam dari abad
ke-8 ke abad ke-13 Masehi.
Pada era ini berlangsung penyebaran banyak teknik tanaman dan pertanian di
kalangan berlainan bahagian dunia Islam, dan juga adaptasi tanaman dan teknik
dari dan ke daerah di sebalik dunia Islam. Tanaman dari Afrika seperti sorghum,
dari China seperti jeruk, dan beberapa tanaman dari India seperti mangga, padi,
kapas dan tebu; telah diintroduksikan di penduduk Islam.
Berlangsung globalisasi tanaman.
Teknologi yang
dikembangkan diantaranya adalah cash
cropping dan crop rotation system. Di Yaman dapat dilakukan panen dua kali gandum, dan menanam padi di Irak. Pengembangan pertanian dengan metode riset dengan hasil berupa penerapan
rotasi tanaman, pengembangan irigasi, dan penggunaan varietas yang disesuikan
dengan sifat musim, tipe lahan dan air yang dibutuhkan. Juga dilakukan
pemuliaan bibit ternak (selective
breeding of animals).
Pada awal abad ke 9 pertanian modern
telah mendominasi ekonomi Arab menggantikan model Romawi. Ada empat pilar revolusi ini yaitu sistem irigasi,
teknologi budidaya, sistem relasi agraria, dan introduksi berbagai jenis
tanaman baru. Berlangsung pula pembaharuan ekonomi dan masyarakat. Yang utama
adalah berlangsung transformasi dalam penguasaan lahan, dimana semua orang,
laki-laki perempuan, dari suku dan agama manapun dapat membeli dan menguasai
lahan. Juga mulai dikenal kontrak kerjasama dalam berbagai lapangan usaha.
Harapan hidup masyarakat meningkat melalui pengembangan berbagai tanaman
pangan, sayuran dan buah, perkebunan, serta peternakan.
Semasa ini, pertanian gula diperbaiki
dan diubah menjadi industri berskala besar oleh orang-orang Arab. Orang-orang
Arab dan Beeber menyebar gula
diseluruh wilayah Arab sejak abad
ke-8. Banyak inovasi pertanian lain diperkenalkan seperti bentuk baru penyewaan tanah (land tenure),
berbagai teknik pengairan gravitasi, pabrik gula, pengenalan alat-alat dari
besi, dan mesin pengolahan.
Banyak ahli
pertanian yang lahir. Misalnya ahli botani Abu al-Abbas al-Nabati yang mengembangkan teknik
mengetes, mendeskripsikan dan mengidentifikasi tanaman. Buku ahli
biologi Ibnu Wahshiyya berjudul “Al-Asma’i” diterjemahkan
menjadi “Book of Distinction, Book of the Wild Animals, Book of the Horse” dan”Book of the Sheep”. Para ahli pertanian muslim mengembangkan ilmu agronomi, meteorologi, iklim, hidrologi, soil occupation, serta manajemen perusahaan pertanian (management of agricultural enterprises). Juga: “pedology, agricultural ecology, irrigation, preparation of soil, planting, spreading of
manure, killing herbs, sowing, cutting trees, grafting, pruning vine, prophylaxis, phytotherapy, the care and
improvement of microbiological cultures and plants, and the harvest and storage of crops”. Ibn Wahshiyya's adalah ahli agronomi yang dengan teknologinya mampu menaikkan air sungai
dengan berbagai teknik.
Apa yang dikenal
dengan The Nabatean Agriculture telah mengembangkan berbagai ilmu pertanian, termasuk manajemen perusahaan
pertanian, peramalan iklim (weather forecasting),
penggunaan data tingkat curah hujan dengan fase posisi matahari, pergerakan
angin, dan dasar-dasar plant tissue
cultures. Sifat-sifat tanah dan kandungannya serta pupuk kandang ada pada
buku Ibn al-‘Awwam yang menjelaskan 585 microbiological
cultures, yang 55 di antaranya berkenaan dengan tanaman buah. Buku ini
dierjemahkan ke bahasa Spanyol oleh Banqueri tahun 1801 dand ke bahsa Perancis oleh Clement-Mullet di Paris tahun 1864.
Penerapan
astronomi ke dunia pertanian dan botani juag berlangsung dengan efaktif. Yakni
memperkirakan iklim dan mengukur waktu dan menciptakan kalender yang berisi
kapan menanam tanaman semusim, kapan memangkas tanaman pohon, kapan dan
bagaimana memupuk, dan kapan memanen. Bahkan apa yang sebaiknya dimakan dan
harus dihindar pada musim-musim yang berbeda.
Buku Al-Dinawari “Book of Plants” memuat penerapan astronomi dan meteorologi untuk
pertanian. Abad ke 9 ahli botani Al-Dinawari merupakan pendiri botani Arab. Ia menulis ensiklopedi botani
berjudul “Kitab al-Nabat (Book
of Plants) yang menerangkan 637 jenis tanaman. Ia juga menjelaskan fase-fase perkembangan tanaman, dari
lahir ke mati, serta produksi bunga dan buah. Awal abad ke 13, Ibn al-Baitar published menulis “Kitab al-Jami fi al-Adwiya al-Mufrada” yang memuat kompilasi botani terlengkap dan ensiklopedia tanaman
obat-obatan, memuat 1400 tanaman berbeda, makanan, obat-obatan. Dimaa 300 di antaranya merupakan temuannya sendiri. Kitab ini
menjadi dasar dalam pengembangan pertanian Eropa.
Perbedaan pokok antara revolusi pertanian Arab dengan
Inggris
Revolusi Pertanian Arab
|
Revolusi Pertanian Inggris
|
Berlangsung pada abad ke 8 sampai 13
|
Abad
ke-15 sampai 19
|
Berlangsung globalisasi tanaman. Banyak tanaman
dari Afrika dan Cina ditanam di wilayah Arab untuk pertama kali.
|
Tanaman
cenderung monoton karena terbatas iklim, hanya terbatas misalnya gandum,
kapas, serta biri-biri untuk produksi wol.
|
Sumber kemajuannya lebih kepada peran pedagang
yang memperkenalkan tanaman baru dan kondusifnya sistem agraria.
|
Sumber
perkembangannya adalah modal dari bangsawan dan industriawan di kota, alat
dan mesin-mesin baru, penggunaan metal, peningkatan pasar pertanian, dan
perkembangan pengetahuan.
|
Ada empat pilarnya yaitu sistem irigasi, teknologi
budidaya, sistem relasi agraria, dan introduksi berbagai jenis tanaman baru.
Teknologi irigasi menggunakan prinsip hydraulic dan hydrostatic.
|
Teknologi
mulai dari jenis tanaman baru, teknik budidaya, penggunaan pupuk kimia, serta
yang utama pada teknologi pengolahan, penyimpanan dan transportasi
|
Berdampak kepada ekonomi wilayah, peningkatan penduduk,
penyebaran tumbuhan, pendapatan dari pertanian, ekonomi uang, perkembangan perdagangan,
migrasi buruh,
industri pengolahan,
variasi dan teknik masakan, dan aturan keagrariaan
|
Mekanisasi
di bidang pertanian yang sukses, mendorong pabrik-pabrik mulai mengganti
tenaga manusia dengan mesin. Hal inilah yang mendorong terjadinya Revolusi
Industri di Inggris. Urbanisasi meningkat karena penggunaan mesin-mesin yang
efisien di pertanian dan juga karena sistem agraria dimana lahan dikuasai
pemilik luas.
|
Para ahli pertanian telah mengembangkan ilmu-ilmu pertanian yang
mencakup agronomi, astronomi, botani, earth science, environmental
philosophy, and environmental science.
|
Pengolahan
lahan dengan traktor, pemberantasan hama, penggunaan bibit unggul karena
ditemukannya sinar X, serta pupuk kimia dan irigasi. Yang utama adalah
pembuatan kain wol dari bulu domba yang mendorong agroindustri berkembang
pesat ke pasar dunia.
|
Agak berbeda
dengan Arab, revolusi pertanian Inggris memberi dampak yang berbeda. Sistem
agraria yang berlaku cenderung menghalangi petani. Saat itu, masyarakat Inggris
hidup dalam sistem feodalis yang mana golongan bangsawan, tuan tanah dan gereja
sebagai orang berkuasa dengan hak istimewa. Sedangkan petani sebagai penggarap
tanah milik penguasa.
Efisiensi
pertanian dengan penggunaan mesin-mesin dan sistem agraria yang tidak kondusif
telah menyebabkan hilangnya mata pencaharian petani, dan memicu urbanisasi ke
kota. Urbanisasi inilah yang nantinya menyebabkan terjadinya revolusi sosial di
Inggris pada abad ke 19.
Pertanian Inggris
saat itu digambarkan dengan dimana tanah-tanah pertanian dikerjakan oleh para
petani pekerja dan budak. Kebanyakan penduduk mendiami desa dan kota kecil
(sebagai kota pasar ) yang melayani daerah sekitarnya. Sebagian besar
penduduknya hidup sebagai petani yang menghasilkan bahan makanan bagi dirinya
sendiri. Squire yang menguasai
sebagian besar tanah garapan hidup dari sewa yang diterimanya dari para petani
penggarap. Ada golongan petani yang bukan merupakan petani-penyewa seperti
petani kebanyakan, melainkan memiliki tanahnya sendiri walaupun tidak terlalu
luas. Ada juga sistem sewa tanah. Manor
dan Lord yang menguasainya dan serfs
yang menggarap dan menyewa tanahnya. Serfs
terikat pada tanah yang digarapnya dan harus membayar sewa berupa hasil bumi
dan jasa pada Lord.
Revolusi
pertanian lebih menitikberatkan metode intensifikasi yang mengupayakan agar
produktivitas lahan terus meningkat. Metode intensifikasi ini diantaranya
adalah pengolahan lahan, pemberantasan hama, penggunaan bibit unggul, pemupukan
dan irigasi. Penggunaan benih unggul menjadi andalan, dibarengi dengan
pergiliran tanaman sesuai musim, dan penggunaan mesin-mesin traktor untuk
pengolahan lahan dan pemeliharaan lain. Penggunaan mesin merebak diawali dengan
penemuan mesin uap oleh James Watt. Dengan ditemukannya sinar-X, para ahli
mulai mengembangkan bibit baru yang unggul dengan cara mutasi. Begitu pula
dengan pemakaian pupuk kimia yang mulai dikembangkan oleh pabrik-pabrik serta
obat hama penyakit.
Revolusi
pertanian Inggris berjalan bersama-sama dengan revolusi industri dan revolusi pengetahuan (scientific revolution). Pertanian berkembang karena tingginya permintaan makanan, dan meningkatnya
populasi kota. Pada abad ke 19 telah
diterapkan teknik rotasi tanaman, penanaman varietas dengan hasil lebih tinggi,
penyimpanan pakan ternak sehingga bisa tersedia di musim dingin, sistem irigasi
baru (water meadows) termasuk untuk
padang gembalaan, pupuk baru, juga pupuk kandang untuk memperbaiki kondisi
lahan. Yang khas dibandingkan Revolusi Pertanian Arab adalah pada mesin-mesin.
Yaitu sistem trasnportasi di darat, pelayaran, teknik pengalengan (sebelum 1800),
teknologi pendinginan (setelah 1880), juga penyimpanan tradisional yang disempurnakan. Ini menungkinkan
penyimpanan lebih lama dan mengurangi kerusakan dalam transportasi.
Penemuan telegraf
dan telepon juga memudahkan aliran informasi dan komunikasi. *********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar