Minggu, 15 Januari 2017

Arab Agricultural Revolution vs British Agricultural Revolution



Revolusi pertanian Arab (Arab Agricultural Revolution) merupakan revolusi yang cukup dikenal. Sebagian menyebutnya dengan “Medieval Green Revolution”, Muslim Agricultural Revolution, Islamic Agricultural Revolution”, atau “Islamic Green Revolution”. Ini berlangsung pada zaman Kegemilangan Isalam dari abad ke-8 ke abad ke-13 Masehi.

Pada era ini berlangsung penyebaran banyak teknik tanaman dan pertanian di kalangan berlainan bahagian dunia Islam, dan juga adaptasi tanaman dan teknik dari dan ke daerah di sebalik dunia Islam. Tanaman dari Afrika seperti sorghum, dari China seperti jeruk, dan beberapa tanaman dari India seperti mangga, padi, kapas dan tebu; telah diintroduksikan di penduduk Islam. Berlangsung globalisasi tanaman.

Teknologi yang dikembangkan diantaranya adalah cash cropping dan crop rotation system. Di Yaman dapat dilakukan panen dua kali gandum, dan menanam padi di Irak. Pengembangan pertanian dengan metode riset dengan hasil berupa penerapan rotasi tanaman, pengembangan irigasi, dan penggunaan varietas yang disesuikan dengan sifat musim, tipe lahan dan air yang dibutuhkan. Juga dilakukan pemuliaan bibit ternak (selective breeding of animals).

Pada awal abad ke 9 pertanian modern telah mendominasi ekonomi Arab menggantikan model Romawi. Ada empat pilar revolusi ini yaitu sistem irigasi, teknologi budidaya, sistem relasi agraria, dan introduksi berbagai jenis tanaman baru. Berlangsung pula pembaharuan ekonomi dan masyarakat. Yang utama adalah berlangsung transformasi dalam penguasaan lahan, dimana semua orang, laki-laki perempuan, dari suku dan agama manapun dapat membeli dan menguasai lahan. Juga mulai dikenal kontrak kerjasama dalam berbagai lapangan usaha. Harapan hidup masyarakat meningkat melalui pengembangan berbagai tanaman pangan, sayuran dan buah, perkebunan, serta peternakan.
Semasa ini, pertanian gula diperbaiki dan diubah menjadi industri berskala besar oleh orang-orang Arab. Orang-orang Arab dan Beeber menyebar gula diseluruh wilayah Arab sejak abad ke-8. Banyak inovasi pertanian lain diperkenalkan seperti bentuk baru penyewaan tanah (land tenure), berbagai teknik pengairan gravitasi,  pabrik gula, pengenalan alat-alat dari besi, dan mesin pengolahan.

Banyak ahli pertanian yang lahir. Misalnya ahli botani Abu al-Abbas al-Nabati yang mengembangkan teknik mengetes, mendeskripsikan dan mengidentifikasi tanaman. Buku ahli biologi Ibnu Wahshiyya berjudul “Al-Asma’i” diterjemahkan menjadi “Book of Distinction, Book of the Wild Animals, Book of the Horse” danBook of the Sheep. Para ahli pertanian muslim mengembangkan ilmu agronomi, meteorologi, iklim,  hidrologi, soil occupation, serta manajemen perusahaan pertanian (management of agricultural enterprises). Juga:  “pedology, agricultural ecology, irrigation, preparation of soil, planting, spreading of manure, killing herbs, sowing, cutting trees, grafting, pruning vine, prophylaxis, phytotherapy, the care and improvement of microbiological cultures and plants, and the harvest and storage of crops. Ibn Wahshiyya's adalah ahli agronomi yang dengan teknologinya mampu menaikkan air sungai dengan berbagai teknik.

Apa yang dikenal dengan The Nabatean Agriculture telah mengembangkan berbagai ilmu pertanian, termasuk manajemen perusahaan pertanian, peramalan iklim (weather forecasting), penggunaan data tingkat curah hujan dengan fase posisi matahari, pergerakan angin, dan dasar-dasar plant tissue cultures. Sifat-sifat tanah dan kandungannya serta pupuk kandang ada pada buku Ibn al-‘Awwam  yang menjelaskan 585 microbiological cultures,   yang 55 di antaranya berkenaan dengan tanaman buah. Buku ini dierjemahkan ke bahasa Spanyol oleh Banqueri tahun 1801 dand ke bahsa Perancis oleh Clement-Mullet di Paris tahun 1864.

Penerapan astronomi ke dunia pertanian dan botani juag berlangsung dengan efaktif. Yakni memperkirakan iklim dan mengukur waktu dan menciptakan kalender yang berisi kapan menanam tanaman semusim, kapan memangkas tanaman pohon, kapan dan bagaimana memupuk, dan kapan memanen. Bahkan apa yang sebaiknya dimakan dan harus dihindar pada musim-musim yang berbeda.

Buku Al-Dinawari “Book of Plants memuat penerapan astronomi dan meteorologi untuk pertanian. Abad ke 9 ahli botani Al-Dinawari merupakan pendiri botani Arab. Ia menulis ensiklopedi botani berjudul “Kitab al-Nabat (Book of Plants) yang menerangkan 637 jenis tanaman. Ia juga menjelaskan fase-fase perkembangan tanaman, dari lahir ke mati, serta produksi bunga dan buah. Awal abad ke 13, Ibn al-Baitar published menulis “Kitab al-Jami fi al-Adwiya al-Mufrada yang memuat kompilasi botani terlengkap dan ensiklopedia tanaman obat-obatan, memuat 1400 tanaman berbeda, makanan, obat-obatan. Dimaa 300 di antaranya merupakan temuannya sendiri. Kitab ini menjadi dasar dalam pengembangan pertanian Eropa.

Perbedaan pokok antara revolusi pertanian Arab dengan Inggris
Revolusi Pertanian Arab
Revolusi Pertanian Inggris

Berlangsung pada abad ke 8 sampai 13

Abad ke-15 sampai 19
Berlangsung globalisasi tanaman. Banyak tanaman dari Afrika dan Cina ditanam di wilayah Arab untuk pertama kali.
Tanaman cenderung monoton karena terbatas iklim, hanya terbatas misalnya gandum, kapas, serta biri-biri untuk produksi wol.
Sumber kemajuannya lebih kepada peran pedagang yang memperkenalkan tanaman baru dan kondusifnya sistem agraria.

Sumber perkembangannya adalah modal dari bangsawan dan industriawan di kota, alat dan mesin-mesin baru, penggunaan metal, peningkatan pasar pertanian, dan perkembangan pengetahuan.
Ada empat pilarnya yaitu sistem irigasi, teknologi budidaya, sistem relasi agraria, dan introduksi berbagai jenis tanaman baru. Teknologi irigasi menggunakan prinsip hydraulic dan hydrostatic.
Teknologi mulai dari jenis tanaman baru, teknik budidaya, penggunaan pupuk kimia, serta yang utama pada teknologi pengolahan, penyimpanan dan transportasi
Berdampak kepada ekonomi wilayah, peningkatan penduduk, penyebaran tumbuhan, pendapatan dari pertanian,  ekonomi uang, perkembangan  perdagangan, migrasi buruh, industri pengolahan, variasi dan teknik masakan, dan aturan keagrariaan
Mekanisasi di bidang pertanian yang sukses, mendorong pabrik-pabrik mulai mengganti tenaga manusia dengan mesin. Hal inilah yang mendorong terjadinya Revolusi Industri di Inggris. Urbanisasi meningkat karena penggunaan mesin-mesin yang efisien di pertanian dan juga karena sistem agraria dimana lahan dikuasai pemilik luas.
Para ahli pertanian telah mengembangkan ilmu-ilmu pertanian yang mencakup agronomi, astronomi, botani, earth science, environmental philosophy, and environmental science.

Pengolahan lahan dengan traktor, pemberantasan hama, penggunaan bibit unggul karena ditemukannya sinar X, serta pupuk kimia dan irigasi. Yang utama adalah pembuatan kain wol dari bulu domba yang mendorong agroindustri berkembang pesat ke pasar dunia.

Agak berbeda dengan Arab, revolusi pertanian Inggris memberi dampak yang berbeda. Sistem agraria yang berlaku cenderung menghalangi petani. Saat itu, masyarakat Inggris hidup dalam sistem feodalis yang mana golongan bangsawan, tuan tanah dan gereja sebagai orang berkuasa dengan hak istimewa. Sedangkan petani sebagai penggarap tanah milik penguasa.
Efisiensi pertanian dengan penggunaan mesin-mesin dan sistem agraria yang tidak kondusif telah menyebabkan hilangnya mata pencaharian petani, dan memicu urbanisasi ke kota. Urbanisasi inilah yang nantinya menyebabkan terjadinya revolusi sosial di Inggris pada abad ke 19.

Pertanian Inggris saat itu digambarkan dengan dimana tanah-tanah pertanian dikerjakan oleh para petani pekerja dan budak. Kebanyakan penduduk mendiami desa dan kota kecil (sebagai kota pasar ) yang melayani daerah sekitarnya. Sebagian besar penduduknya hidup sebagai petani yang menghasilkan bahan makanan bagi dirinya sendiri. Squire yang menguasai sebagian besar tanah garapan hidup dari sewa yang diterimanya dari para petani penggarap. Ada golongan petani yang bukan merupakan petani-penyewa seperti petani kebanyakan, melainkan memiliki tanahnya sendiri walaupun tidak terlalu luas. Ada juga sistem sewa tanah. Manor dan Lord yang menguasainya dan serfs yang menggarap dan menyewa tanahnya. Serfs terikat pada tanah yang digarapnya dan harus membayar sewa berupa hasil bumi dan jasa pada Lord.

Revolusi pertanian lebih menitikberatkan metode intensifikasi yang mengupayakan agar produktivitas lahan terus meningkat. Metode intensifikasi ini diantaranya adalah pengolahan lahan, pemberantasan hama, penggunaan bibit unggul, pemupukan dan irigasi. Penggunaan benih unggul menjadi andalan, dibarengi dengan pergiliran tanaman sesuai musim, dan penggunaan mesin-mesin traktor untuk pengolahan lahan dan pemeliharaan lain. Penggunaan mesin merebak diawali dengan penemuan mesin uap oleh James Watt. Dengan ditemukannya sinar-X, para ahli mulai mengembangkan bibit baru yang unggul dengan cara mutasi. Begitu pula dengan pemakaian pupuk kimia yang mulai dikembangkan oleh pabrik-pabrik serta obat hama penyakit.

Revolusi pertanian Inggris berjalan bersama-sama dengan revolusi industri  dan revolusi pengetahuan (scientific revolution). Pertanian berkembang karena tingginya permintaan makanan, dan meningkatnya populasi kota.  Pada abad ke 19 telah diterapkan teknik rotasi tanaman, penanaman varietas dengan hasil lebih tinggi, penyimpanan pakan ternak sehingga bisa tersedia di musim dingin, sistem irigasi baru (water meadows) termasuk untuk padang gembalaan, pupuk baru, juga pupuk kandang untuk memperbaiki kondisi lahan. Yang khas dibandingkan Revolusi Pertanian Arab adalah pada mesin-mesin. Yaitu sistem trasnportasi di darat, pelayaran, teknik pengalengan (sebelum 1800), teknologi pendinginan (setelah 1880), juga penyimpanan tradisional yang disempurnakan. Ini menungkinkan penyimpanan lebih lama dan mengurangi kerusakan dalam transportasi.
Penemuan telegraf dan telepon juga memudahkan aliran informasi dan komunikasi. *********

Tidak ada komentar:

Posting Komentar