Credit Union vs LKM vs Perbankan

Ada beberapa pilihan organisasi pengelola keuangan atau penyedia permodalan untuk masyarakat. Masing-masing memiliki bentuk yang berbeda, dikelola secara berbeda, dan akses petani pun padanya berbeda. Pembedaan ini bukan yang ini lebih baik atau yang itu lebih buruk. Ini adalah pilihan, mana yang lebih sesuai atau tidak.

Setidaknya ada tiga bentuk penyedia dan pengelola jasa permodalan ini, dari sederhana ke kompleks, yaitu credit union, lalu Lembaga Keuangan Mikro (LKM), dan terakhir bank komersial. Credit union misalnya berbentuk koperasi dimana dana umumnya berasal dari anggota yang dikelola terbatas. Modal, pengelola dan peminjam terbatas pada anggota sendiri. Selanjutnya, LKM lebih bersosok sebagai semi bank komersial, dimana sumber modal sebagian bisa datang dari pihak luar.

Untuk petani dan masyarakat pedesaan umumnya, keberadaan LKM sangat potensial membantu mereka. Perlu dibedakan antara usaha mikro dengan Lembaga Keuangan Mikro (LKM). LKM adalah pemberi modal untuk usaha mikro. Dalam UU No 1 tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro, LKM adalah “Lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan”.

Keberadaan usaha skala mikro di Indonesia sangat signifikan,  dibandingkan dengan usaha skala kecil, menengah, dan besar. Menurut International Finance Corporation (IFC)-World Bank, usaha mikro adalah usaha yang melibatkan jumlah tenaga kerja sampai 10 orang dengan total asset dan penjualan tahunan masing-masing sampai US$100.000. Untuk Indonesia, batasan asetnya adalah Rp 200 juta. Manurut Kementrian Koperasi dan UKM, tahun 2004 di Indonesia jumlah usaha skala mikro 41,8 juta  dengan jumlah tenaga kerja yang terlibat 58 juta orang. Jumlah ini adalah 99,8 persen dari total usaha di Indonesia, dan serapan tenaga kerjanya sebesar 99,6 dari total tenaga kerja. Microfinance atau kredit usaha mikro, adalah kredit yang diberikan kepada nasabah usaha mikro, yang menurut Bank Indonesia plafon maksimalnya Rp. 50 juta. Siu (2001) menjelaskan bahwa MFI adalah lembaga yang menyediakan jasa keuangan kepada masyarakat miskin dan keluarga berpendapatan rendah (serta kegiatan usaha skala mikro mereka), memungkinkan mereka mengelola dengan lebih baik resikonya, mencapai pola konsumsi yang konsisten, serta mengembangkan basis ekonominya.

Perbandingan antara Credit Union, LKM dan bank komersial

Unsur	Credit Union	LKM	Bank Komersial
Tujuan pembentukan	Bukan untuk mencari keuntungan, tapi mengembangkan usaha anggotanya	Mencari keuntungan	Bertujuan mencari keuntungan, tanpa malu-malu
Pendiri dan pemilik	Dibentuk dan dimiliki oleh para anggotanya, didanai dari simpanan anggota yang bersifat sukarela	Didanai dari dalam dan luar, yakni para pemberi pinjaman, hibah dan atau para investor	Dibangun dan dimiliki oleh para pemegang saham
Ciri nasabah atau anggota	Punya kesamaan ikatan seperti tempat tinggal, tempat kerja atau tempat beribadah.	Umumnya melayani nasabah kelas bawah, yang usahanya mikro dan kecil	Melayani semua nasabah, terutama kelas menengah ke atas.
Tata kelola	Para anggota memilih pengurus yang bekerja secara sukarela, dengan prinsip satu orang satu suara, bukan jumlah simpanan atau sahamnya.	Mirip bank, yang dikendalikan dan dikuasai oleh Dewan Direksi yang ditunjuk atau staf yang digaji.	Para pemegang saham memilih Dewan Direksi yang digaji, dimana suara di-tentukan oleh besar kecilnya saham yang dipunyai.
Pendapatan	Berupa SHU. Diupayakan jasa simpanan lebih tinggi daripada jasa pinjaman. Keuntungan dari usaha lain-lain untuk melayani anggota.	Pendapatan bersih dipergunakan untuk memupuk modal atau dibagi di antara para investor.	Pemegang saham menerima dividen atau pembagian imbal balik dari saham (bagian keuntungan)
Jenis pelayanan	Sesuai kebutuhan anggota, berupa simpanan dan kredit, bisa juga asuransi	Fokus pada kredit kecil, ada juga yang menawarkan produk simpanan dengan balas jasanya	Segala macam bentuk pelayanan keuangan, termasuk investasi
Contoh	Koperasi	Contohnya BRI unit, BPR dan Pegadaian	Bank umum, bank ekspor impor, dan lain-lain.

Sumber :http://www.woccu.org/about/creditunion 

Ada beberapa tipe LKM, yaitu Poverty-focused Development Banks yang khusus untuk kaum miskin, Village Banks untuk melayani ekonomi di desa, Thrift and Credit Co-operatives (TCCs) and Credit Unions (CUs) yang dibentuk dan dijalankan oleh komunitas, dan  Intermediary Programmes yaitu LSM yang memfasilitasi hubungan antara kelompok akar rumput (kelompok usaha mikro atau masyarakat berpendapatan rendah) dengan sistem keuangan formal. Beberapa contoh kasus model informal yang berhasil adalah The Grammen Bank di Bangladesh serta NGO di Ghana dan Gambia yang suskes karena dikelola oleh asosiasi keuangan perempuan. Lalu, ada Esusu dengan skema pinjaman bergulir di Nigeria dan negara-negara di Afrika Barat sebagai program kredit mikro informal. Jenis layanan yang diberikan LKM misalnya adalah Information Services, Technical Skills, Financial Services, Marketing Services, Product Development atau Diversification Services, Input-Related Services, Basic Business Skills training, serta New (Product-Focussed) Technical Skills Training. ******