“Keberlanjutan” dan “organik” rupanya
tidaklah pula sama. Menurut National Organic Program (NOP), tidak ada jaminan
bahwa petani organik atau produksi makanan organik akan mengikuti eco-minded practices. Karena itu,
berbeda pulalah apa yang dikenal dengan organic
food dengan sustainable food.
Keduanya tetap saya sampaikan dalam bahasa Inggris, karena istilah untuk sustainable food belum dikenal. Kita
belum pernah dengar istilah “pangan berkelanjutan” atau “pangan lestari”.
Pangan organik tentu dihasilkan dari
praktek pertanian organik, demikian pula untuk sustainable food. Jadi, meski ini membandingkan produksinya, namun
sejatinya adalah membandingkan praktek pertaniannya. Keberlanjutan merupakan
filosofi bahwa ini adalah semangat melindungi planet bumi dengan tidak merusak
lingkungan.
Perbedaan
antara organic food dengan sustainable food
Organic food
|
Sustainable food
|
Pangan
yang diproduksinya disertai sertifikasi atau label
|
Tidak ada label pada kemasannya
|
Lebih
sebagai hal teknis
|
Lebih filosofis, namun juga observable dan measurable
|
Indikatornya
adalah pada input yang digunakan yang harus merupakan input organik
|
Indikator pengukurannya adalah
keuntungan ekonomi, keuntungan sosial untuk komunitas, dan konservasi
lingkungan
|
Tidak
memiliki panduan yang ketat dalam hal penggunaan air
|
Lebih irit air, dan melakukan “konservasi air”
|
Bisa
saja menggunakan lahan lebih banyak dan
luas, karena ukuran lahan tidak menjadi syarat dalam kebijakan NOP.
|
Skala usaha yang kecil merupakan cirinya. Mungkin di halaman berupa verticle planting, juga lebih intensif dimana ternak
diintegrasikan dengan tanaman di lahan yang sempit.
|
Bisa
saja masih menggunakan bahan bakar fosil yang tidak terbarukan secara masif.
|
Menolak dengan keras penggunaan energi yang tidak
terbarukan. Berusaha melakukan konservasi energi, dan berupaya mendorong energi alternatif misalnya angin.
|
Sertifikasi
organik tidak mencakup penggunaan fossil
fuel dalam produksi dan transportasi
|
Rendah emisi.
|
Bisa
diproduksi di tempat yang jauh dari konsumen. Perlu traktor, mesin pemanen,
lalu diangkut dengan ojek, truk, kapal, gudang berpendingin dengan listrik
besar, dst.
|
Jarak lahan ke mulut (land
to mouth) sangat pendek. Karena umumnya ditanam di pekarangan dan lahan
di belakang rumah sendiri. Petani kecil mempraktekkan ini.
|
Makanan
organik tidak mengatur sampai ke penggunaan kemasan.
|
Kemasannya mestilah eco-friendly. Tidak boleh pakai
plastik, karena pembuatan plastik tidak ramah lingkungan, dan bahannya
haruslah 100% recyclable.
|
Tidak
mengatur bagaimana memperlakukan ternak.
|
Peternak harus memperhatikan kesejahteraan ternak (the well-being of livestock). Misalnya
harus menyediakan ruang terbuka yang cukup, kandang yang bersih, rumput yang
segar, dll.
|
Masih
berkutat pada urusan farming.
Sertifikasi organik NOP misalnya tidak mengatur petani dan perusahaan dalam
hal “sustainably and ethically”.
Perusahaan misalnya tidak diminta untuk menerapkan paperless di kantor, insentif untuk transportasi hemat bahan
bakar, dan kondisi kerja yang adil
bagi buruh.
|
Beyond basic farming. Mengatur sampai ke manajemen bertani, perusahaan, dan pilihan gaya
hidup. Harus lah eco-friendly dalam
segala aktivitasnya, tidak sekedar bagaimana menanam dan memeliharanya saja.
|
Pertanian berkelanjutan menggunakan
air lebih sedikit dan efisien atau melakukan “konservasi air”. Metodenya di
antaranya adalah menggunakan air untuk beberapa tanaman sekaligus, menanam
tanaman tahan kekeringan (drought-tolerant
crop), atau menerapkan sistem irigasi yang menekan penggunaan air. ********