Jumat, 21 Februari 2025

Kesejajaran: Ekonomi Islam vs Ekonomi Kristen

  

Ekonomi Islam dan Ekonomi Kristen, meskipun berasal dari landasan agama yang berbeda, memiliki beberapa kesamaan dalam prinsip-prinsip dasar mereka [1]. Satu, Prinsip. Sama-sama memiliki prinsip keadilan sosial. Kedua sistem ekonomi ini menekankan pentingnya keadilan sosial. Ekonomi Islam menekankan distribusi kekayaan yang adil dan menghindari riba (bunga) serta gharar (ketidakpastian) dalam transaksi. Ekonomi Kristen juga menekankan keadilan sosial dan kesejahteraan bagi semua orang, dengan prinsip-prinsip yang diambil dari ajaran Alkitab [2].

Dua, etika bisnis. Kedua sistem ini menekankan pentingnya etika dalam bisnis. Ekonomi Islam mengajarkan kejujuran, integritas, dan tanggung jawab sosial dalam semua transaksi ekonomi. Demikian pula, Ekonomi Kristen menekankan prinsip-prinsip etika seperti kejujuran, integritas, dan keadilan dalam kegiatan ekonomi.

Tiga, pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat. Kedua sistem ini mengutamakan pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat. Ekonomi Islam mendorong pemberdayaan ekonomi melalui zakat, sedekah, dan wakaf. Ekonomi Kristen juga mendorong kedermawanan dan solidaritas dengan sesama, serta memberikan bantuan kepada yang membutuhkan.

Para penganut Kristen diperintahkan untuk memberikan sumbangan berupa uang atau barang kepada gereja dan sumbangan tersebut didistribusikan untuk kepentingan gereja dan juga disalurkan kepada orang yang membutuhkan baik penganut kristen maupun penganut nonkristen [3].

Lalu, terkait riba, pelarangan riba yang tertulis dalam berbagai agama, telah mengarahkan para pemuka agama dan ekonom dunia untuk melakukan dialog agama dan ekonomi yang dalam bentuk konferensi "Etika Ekonomi dan Bisnis dalam Kristen dan Islam" yang diselenggarakan di Aula Minor Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinas atau Universitas Angelicum, Roma, Italia pada tanggal 15 Mei 2015. Konferensi yang bertujuan untuk mendialogkan agama dan ekonomi tersebut memberikan hasil bahwa sebenarnya konsep ekonomi syariah merupakan konsep yang dapat diterima oleh berbagai agama [4].

Empat, pengelolaan sumber daya. Kedua sistem ini mengajarkan bahwa manusia adalah pengelola (steward) dari sumber daya yang diberikan oleh Tuhan. Ini berarti bahwa setiap orang memiliki tanggung jawab untuk mengelola sumber daya dengan bijaksana dan bertanggung jawab [5].

Lima, keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan. Ekonomi Islam dan Ekonomi Kristen sama-sama menekankan pentingnya keberlanjutan dan tanggung jawab terhadap lingkungan. Prinsip ini mencakup menjaga dan melestarikan alam untuk generasi mendatang.



[1] Dibantu aplikasi “bing AI”.

[2] https://tambahpinter.com/perbedaan-agama-islam-dan-kristen/

[3] Elysa Najachah. Universalitas Ekonomi Syariah (Pendekatan Dialog Agama). Journal of Islamic Studies and Humanities Vol. 5, No. 1 (2020) 32-41 DOI: http://dx.doi.org/10.21580/jish.v5i1.6957

[4] Elysa Najachah. Universalitas Ekonomi Syariah (Pendekatan Dialog Agama). Journal of Islamic Studies and Humanities Vol. 5, No. 1 (2020) 32-41 DOI: http://dx.doi.org/10.21580/jish.v5i1.6957

[5] https://akumuslim.asia/perbandingan-antara-islam-dan-kristian/

(Bagian dari Buku: Syahyuti. 2024. Kesejajaran dan inklusifitas EKONOMI KERAKYATAN, EKONOMI PANCASILA, dan EKONOMI SYARIAH: sebuah catatan pengantar (draft 29 Agus 2024)

https://syahyutiekonomipancasila.blogspot.com/2024/09/

********

Tidak ada komentar:

Posting Komentar