Rabu, 26 Februari 2025

Filsafat vs Ilmu

Filsafat sering disebut sebagai "ibu" dari semua ilmu, karena banyak cabang ilmu yang kita kenal hari ini berakar dari pertanyaan-pertanyaan filosofis yang diajukan oleh para filsuf kuno. Filsafat dan ilmu memiliki hubungan yang erat dan saling melengkapi.

Filsafat merupakan asal usul ilmu pengetahuan. Banyak bidang ilmu pengetahuan modern, seperti fisika, biologi, dan psikologi, bermula dari pertanyaan-pertanyaan filosofis tentang alam semesta, kehidupan, dan pikiran. Misalnya, fisika berasal dari filsafat alam (natural philosophy), yang bertujuan untuk memahami hukum-hukum dasar alam.

 

Filsafat berkontribusi pada pengembangan metode berpikir kritis dan analitis yang digunakan dalam ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan sering kali mengadopsi metode deduktif dan induktif yang diuraikan dalam filsafat.

 

Filsafat membantu dalam mengeksplorasi dan mempertanyakan asumsi dasar yang mendasari ilmu pengetahuan. Filsuf sering kali mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan meta-ilmiah, seperti "Apa itu pengetahuan?" dan "Apa yang membedakan ilmu pengetahuan dari non-ilmu?"

 

Filsafat juga berperan dalam mengintegrasikan pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu untuk memahami gambaran yang lebih besar tentang realitas. Filosofi ilmu pengetahuan (philosophy of science) mengkaji dasar-dasar konsep ilmiah, metode, dan batasan-batasan ilmu.

 

Dengan demikian, filsafat tidak hanya memberikan fondasi bagi ilmu pengetahuan, tetapi juga terus memainkan peran penting dalam mengarahkan, mengkritisi, dan memperluas pemahaman kita tentang dunia melalui refleksi kritis dan analitis. Hubungan antara filsafat dan ilmu adalah hubungan yang dinamis dan saling memperkaya.

 

Perbedaan mendasar antara filsafat dan ilmu, dimana dari sisi pendekatan: flsafat cenderung lebih teoritis dan spekulatif, sementara ilmu lebih empiris dan eksperimental.  Objek studi filsafat sering membahas konsep-konsep abstrak yang tidak dapat diukur langsung, seperti makna hidup dan moralitas. Ilmu fokus pada fenomena yang dapat diukur dan diuji, seperti hukum fisika dan reaksi kimia.

 

Namun keduaya punya persamaan yaitu:

·       Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki obyek selengkap-lengkapnya sampai ke-akar-akarnya.

·       Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada antara kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukkan sebab-akibatnya. Keduanya hendak memberikan sistesis, yaitu suatu pandangan yang bergandengan

·       Keduanya mempunyai metode dan sistem

·       Keduanya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya timbul dari hasrat manusia [obyektivitas], akan pengetahuan yang lebih mendasar.

 

 

Aspek

Filsafat

Ilmu

Definisi

Studi tentang sifat dasar realitas, eksistensi, pengetahuan, etika, dan pikiran.

Sistem pengetahuan yang terorganisir berdasarkan bukti empiris dan metode ilmiah.

Tujuan

Mengeksplorasi dan memahami konsep-konsep dasar tentang dunia dan kehidupan.

Menjelaskan, memprediksi, dan memahami fenomena alam melalui pengamatan dan eksperimen.

Metode

Spekulatif, reflektif, dan analitis.

Observasi, eksperimen, dan metode empiris lainnya.

Pendekatan

Cenderung lebih kualitatif dan teoritis.

Cenderung lebih kuantitatif dan eksperimental.

Objek Studi

Hal-hal yang tidak dapat diukur secara langsung, seperti makna hidup, moralitas, dan keberadaan Tuhan.

Fenomena yang dapat diukur dan diuji, seperti hukum fisika, reaksi kimia, dan organisme hidup.

Sifat Pengetahuan

Bersifat subyektif dan dapat bervariasi berdasarkan interpretasi individu.

Bersifat obyektif dan didasarkan pada bukti yang dapat diulang.

Kepastian

Banyak pertanyaan yang tetap terbuka dan tidak memiliki jawaban yang pasti.

Mencari kepastian melalui pengujian dan verifikasi ulang yang ketat.

Contoh

Pertanyaan tentang apa yang membuat sesuatu itu moral atau etis.

Penelitian tentang bagaimana penyakit menyebar atau bagaimana gen diwariskan.

 

*****

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar