Jumat, 24 Oktober 2014

Ekonomi vs Ekonomi Pertanian


Ilmu ekonomi (economics) sebagai ilmu induk telah melahirkan berbagai cabang kian kemari. Namun, dalam perjalanannya ilmu ekonomi sangat terpengaruh oleh karakter sosial dunia industri. Akibatnya, ilmu ekonomi pertanian yang berkembang lebih belakangan tidak bisa menghilangkan sepenuhnya sifat khas industri ini.

Ekonomi secara umum adalah ilmu sosial yang menganalisa produksi, distribusi, serta konsumsi barang dan jasa. Ia fokus pada bagaimana economic agents berperilaku dan berinteraksi dan bagaimana ekonomi bekerja. Buku Adam Smith “The Wealth of Nations” tahun 1776 dijadikan sebagai tonggak kelahiran ilmu ekonomi. Ia membahas lahan, tenaga kerja dan modal sebagai tiga faktor utama untuk kesejahteraan. Ekonomi lalu dibedakan menjadi ekonomi mikro yang melihat “behavior of basic elements in the economy, including individual agents (such as households and firms or as buyers and sellers) and markets, and their interactions”, dan ekonomi makro yang melakukan “...analyzes the entire economy and issues affecting it, including unemployment, inflation, economic growth, and monetary and fiscal policy”.


Perbedaan secara sederhana antara ilmu ekonomi dengan ekonomi pertanian
Ekonomi
Ekonomi pertanian

Nama lainnya adalah “conventional economics, atau general economics

 “Agricultural economicsatau   agronomics
Ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas, sedangkan sumberdaya terbatas.
Aplikasi prinsip-prinsip ekonomi pada produksi pertanian, fokus pada bagaimana memaksimalkan hasil produksi pertanian. Dikenal juga sebagai ”Agronomics” sebagai cabang ekonomi  yang berkaitan dengan penggunaan lahan.  Mempelajari masalah-masalah yang berhubungan dengan pertanian, sehingga dapat dicari penyelesaian dan jalan keluarnya.
Adam Smith (1776) sebagai yang pertama mengembangkan ilmu ekonomi. Melalui karyanya The Wealth of Nation, Smith mencoba mencari tahu sejarah perkembangan negara-negara di Eropa. Lalu Marshall, Keynes, dan Karl Marx menggunakan
metode kuantitatif untuk menganalisis fenomena ekonomi. Jan Tinbergen setelah PD II mempelopori ilmu ekonometri, yang mengkombinasikan matematika dan statistik dengan teori ekonomi. Kubu lain dari metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi adalah model general equilibrium (keseimbangan umum).
Mulai tahun 1890 yaitu saat depresi pertanian di Amerika, sehingga dirasa perlu mengembangkan suatu cabang ilmu baru untuk memahaminya dan agar tidak terulang lagi kejadian serupa. Di Eropa oleh Von Der Goltz tahun 1885, HC Taylor mendirikan Department of Agricultural Economics di Wisconsin tahun 1909, lalu tahun 1979 T. Schultz  mengembangkan ekonomi dikaitkan langsung dengan masalah pertanian. Schultz mengembangkan eknometrika sebagai alat untuk menganalisis ekonomi pertanian secara empiris. Universitas Cornell mengajarkan Economics of Agriculture (1901)  dan Farm Management (1903), dan Universitas Ohio mengajarkan Rural Economics (1892). Sejak tahun 1910, mata kuliah ekonomi pertanian diajarkan di tiap universitas di AS.
Setelah depresi besar tahun 1930-an lahir  kesadaran bahwa pasar tidak selalu mampu menciptakan keseimbangan, dan karena itu intervensi pemerintah harus dilakukan agar distribusi sumber daya mencapai sasarannya. Lahir banyak varian yaitu new classical, neokalsik, new keynesian, monetarist, dll.
Basisnya adalah pada sistem produksi dan perdagangan pertanian, dan dibedakan pula atas ekonomi mikro dan makro. Bidangnya mencakup small business management, marketing and finance, financial planning, veterinary business management,  community economic development, environmental policy and planning, and international trade and development. Kombinasi antara teori perusahaan (theory of the firm) dengan pemasaran dan teori organisasi.


Di Indonesia, ilmu ekonomi pertanian (Agricultural Economics) mulai di ajarkan oleh Prof. Iso Reksohadiprojo dan Prof. Ir. Teko Sumodiwirjo. Sementara, Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) dibentuk pada bulan Februari 1969 di Ciawi, Bogor.

Ilmu ekonomi pertanian adalah perkawinan antara ilmu ekonomi dengan pertanian. Beberapa teori utama yang dikombinasikan  adalah teori perusahaan (Theory of The Firm) dengan pemasaran dan teori organisasi. Sejak tahun 1970, ekonomi pertanian fokus kepada 7 topik utama yaitu ekonomi lingkungan dan sumberdaya, resiko dan ketakpastian (risk and uncertainty), konsumsi dan rantai suplai pangan, harga dan pendapatan, struktur pasar, perdagangan dan pembangunan, serta technical change and human capital. Sekarang ilmu ini semakin terintegrasi yang mencakup manajemen usahatani dan ekonomi produksi, rural finance and institutions, pemasaran pertanian dan harga,  kebijakan pertanian dan pembangunan, ekonomi pangan dan nutrisi (food and nutrition economics), serta ekonomi lingkungan dan sumberdaya.

Namun, ekonomi pertanian juga cenderung semakin lebih berorientasi mikro. Lulusannya semakin cenderung sebagai seorang a traditional business degree dibandingkan traditional economics degree. Saat ini “…many agricultural economics programs focus on a wide variety of applied micro- and macro-economic topics. Their demand is driven by their pragmatism, optimization and decision making skills, and their skills in statistical modelling (Evenson dan Pingali, 2007).

Bagaimanapun  ilmu ekonomi pertanian lahir dari ilmu ekonomi yang dalam perjalanannya banyak terpengaruh oleh sistem ekonomi industri. Ekonomi industri adalah “....the systematic, sustained involvement of an individual or group in activities that produce defined results that can be duplicated. Cirinya adalah mampu menghasilkan barang dengan bentuk yang sama persis dan cepat, karena mereka bekerja pada sistem yang dapat diisolasi sepenuhnya.

Sementara pertanian sangat bergantung kepada alam. Gara-gara terpengaruh oleh karakter industri ini, maka pertanian diinginkan juga seperti industri, yaitu berproduksi seragam dan tiap saat.  Karena itu, lahir “Industrial Agriculture” yaitu usaha pertanian yang “...Farming has evolved into big business. Raising livestock or produce focuses on yield. Mono planting (one type of crop) and warehousing large numbers of cash animals, such as beef and chickens in smaller confined areas, has economic advantages for the farmer and, in turn, brings better prices to the consumer. Pertanian dikelola secara industri. Lahirlah pertanian modern dengan teknologi tinggi, input serba kimia, dan mesin-mesin; namun penuh resiko lingkungan dan kesehatan produknya.


By the way, jika ekonomi neoklasik telah berkembang ke arah ekonomi kelembagaan, bagaimana dengan ekonomi pertanian? Apakah ada ekonomi kelembagaan pertanian? (*********)

1 komentar:

  1. Halo selamat Siang,

    Perkenalkan nama saya Lauren, manajer afiliasi untuk InstaForex Group.

    Disini saya ingin menawarkan Anda untuk bergabung dalam program afiliasi yang memberikan Anda keuntungan komisi mulai dari 1.5 - 5.3 pip untuk Forex dan mencapai 20 - 26 pip untuk Gold.

    Selain keuntungan tersebut kami juga dapat menawarkan fasilitas lainnya untuk memfasilitasi deposit dan penarikan dana untuk klien-klien Anda.

    Saya menunggu kabar baik dari Anda segera.
    Silakan menghubungi saya melalui detil yang terdapat di bawah.
    Kami akan senang untuk membangun kerja sama yang saling menguntungkan dengan Anda.


    Terima kasih.

    Hormat saya
    Laurent

    ID Skype: Lauren InstaFX
    Facebook: Lawrence Instaforex
    Phone/WA: +628119105674
    Email : Lauren@mail4.instaforex.com
    www.instaforex.com

    BalasHapus