Jumat, 24 Oktober 2014

Penyuluhan Lama vs Penyuluhan Baru


Penyuluhan pertanian (agricultural extension) diartikan sebagai suatu sistem pendidikan luar sekolah untuk para petani dan keluarganya dengan tujuan agar mereka mampu, sanggup dan berswadaya memperbaiki kesejahteraan hidupnya sendiri serta masyarakatnya. Tujuan penyuluhan pertanian adalah mengembangkan petani dan keluarganya secara bertahap agar memiliki kemampuan intelektual yang semakin meningkat, perbendaharaan informasi yang memadai dan mampu memecahkan serta memutuskan sesuatu yang terbaik untuk dirinya dan keluarganya. Seluruh aktifitas penyuluhan berpedoman pada azas pokoknya yaitu “menolong petani agar ia mampu menolong dirinya sendiri” (Sumintareja, 1987).

Dalam pengertian umum, penyuluhan pertanian adalah “… the application of scientific research and new knowledge to agricultural practices through farmer education”. Tujuan utama penyuluhan adalah “…to assist farming families in adapting their production and marketing strategies to rapidly changing social, political and economic conditions so that they can, in the long term, shape their lives according to their personal preferences and those of the community”. Ada tiga objek yang mau dirubah dalam kegiatan penyuluhan, yaitu pengetahuan (aspek kognitif), sikap (aspek afektif) dan keterampilan (aspek psikomotorik). Perubahan perilaku adalah tujuan akhir dari seluruh rangkaian kegiatan, yaitu bertambahnya perbendaharaan informasi, tumbuhnya keterampilan, serta timbulnya sikap mental dan motivasi yang lebih kuat sesuai dengan yang dikehendaki (Yustina dan Sudrajat, 2003).

Fungsi utama penyuluh pertanian adalah sebagai mata rantai (change agent linkage) antar pemerintah sebagai change agency dengan masyarakat petani sebagai client system-nya. Agar dapat menjalankan tugasnya, seorang penyuluh harus menguasai metoda penyuluhan dengan baik serta mengerti sosiologi dan psikologi, dan paham pula ilmu dan teknologi pertanian.

Penyuluhan konvensional banyak menuai kritik. Hadirnya sosok penyuluh “kebetulan” bersamaan dengan ramainya Revolusi Hijau,  sehingga kritik terhadap revolusi hijau dianggap juga merupakan tanggung jawab dari penyuluh. Revolusi Hijau dikritik karena menghasilkan polusi kimia berlebihan, penyeragaman komoditas, memperbesar ketergantungan petani, dan sering paket-paket yang disampaikan tidak cocok dengan kebutuhan petani. Metode LAKU (Latihan dan Kunjungan) juga dikritik karena pengetahuan cenderung berjalan searah dari atas ke bawah, dan rada memaksa.

Dampak negatif Revolusi Hijau membuat orang-orang mulai mempersoalkan pula pendekatan “penyuluhan”. Sebagian orang yang tidak senang memunculkan konsep tandingan misalnya “pemberdayaan”. Maksudnya, pemberdayaan jauh lebih baik daripada penyuluhan. Penyuluhan yang dalam prakteknya cenderung memaksakan teknologi ke petani dianggap kurang manusiawi. Namun, sebagian orang tetap bertahan dengan konsep penyuluhan. Mereka berkeyakinan, bahwa tidak ada yang salah dengan “penyuluhan”. Maka, mereka merumuskan pendekatan baru untuk penyuluhan.

Perbandingan penyuluhan berparadigma lama dengan yang baru

Penyuluhan lama
Penyuluhan baru

Penanggung jawab penyuluhan

Semata-mata adalah tanggung jawab pemerintah nasional, sebagai pelayanan untuk warga

Melihat penyuluhan sebagai seperangkat fungsi, yang dapat dijalankan oleh beragam pihak, pada berbagai level, tidak mesti pemerintah
Fungsi penyuluhan
Untuk mentranfer teknologi, agar produksi komoditas meningkat
Tugas penyuluhan lebih luas, karena mencakup pula upaya untuk memobilisasi, mengorganisasikan, dan sekaligus mendidik petani.
Posisi penyuluhan
Terpisah dengan instansi lain. Penyuluh berada dalam kantornya sendiri.
Koheren. Penyuluhan sebagai sistem pengetahuan yang komprehensif, tidak terpisah antara penemuan teknologi dengan transfernya. Penyuluh digabung dengan peneliti dan staf pendukung lain.
Model transfer teknologi
Linear, sekuensial, dan satu arah
Lebih realistik, siklis, dan dinamis (antara petani, peneliti, penyuluh dan guru)
Desain proyek
Menurut perspektif pengajar, anggaran disediakan untuk kegiatan pengajaran
Memungkinkan untuk mengembangkan learning model, melibatkan para stakeholders utama
Pendekatan
Lip sevice. Menyuluh adalah menyampaikan teknologi.
Mengambil resiko dengan melibatkan teknologi informasi eksperimental, mengaitkan penelitian, manajer penyuluhan, dan organisasi petani.
Jenis penyuluh
Penyuluh hanya staf pegawai pemerintah
Sesuai dengan UU No 16 tahun 2006 ada 3 jenis penyuluh yaitu penyuluh pemerintah, penyuluh swadaya (dari petani) dan penyuluh swasta.


Namun, ada pula ahli yang merasa istilah “penyuluhan” itu sendiri sudah tidak mampu lagi menampung konsepnya yang baru. Ia menyebutnya dengan komunikasi untuk inovasi, sebagai mana dijelaskan berikut ini. 

******

Tidak ada komentar:

Posting Komentar