Jumat, 24 Oktober 2014

Fosil-Based Economy Vs Bio-Based Economy


Selama ini ekonomi kita digerakkan oleh bahan bakar fosil, yakni bensin, solar, gas, dan lain-lain. Ia lah yang menjadi penopang paling dasar segala aktivitas di muka bumi. Bahkan, pertanian juga bergantung padanya. Kita menggerakkan traktor dengan solar, membuat pupuk Urea dengan gas, dan seterusnya. Lalu, para ahli mulai menyadari bahwa ada sumber energi lain yang selama ini belum dilirik. Meskipun sudah sering dibicarakan namun belum dioptimalkan adalah sumber energi angin, sinar matahari, tenaga air, dan lain-lain. Terakhir, sumber energi baru yang sangat menjanjikan adalah dengan memanfaatkan proses-proses biologis yang alamiah.
Ini disebut dengan “bioteknologi”. Dan, ekonomi yang digerakkan dengan bioteknologi ini disebut dengan “bio-based economy” atau “bioeconomy” atau “biotechonomy”.
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan ilmu murni lain, seperti biokimia, biologi molekuler, mikrobiologi, genetika, bahkan juga dipadukan dengan kimia dan matematika.. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan biologi yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Sebenarnya, bioteknologi tidaklah baru-baru amat. Dalam bentuk yang sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun lalu, misalnya proses peragian yang merupakan model aplikasi awal dari bioteknologi. Pembuatan bir, roti, dan keju sudah dikenal sejak abad ke-19. Bahkan pemuliaan tanaman dan hewan ternak sudah dikenal jauh sebelum masehi. Di bidang medis, penerapan bioteknologi pada masa lalu berupa penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakkan sel induk, kloning, dan lain-lain.  Dengan ini dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul, mengandung zat gizi yang lebih, serta lebih tahan terhadap hama dan tekanan lingkungan.
Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut. Perubahan sifat biologis melalui rekayasa genetika tersebut menyebabkan "lahirnya organisme baru" produk bioteknologi dengan sifat-sifat yang menguntungkan bagi manusia. Produk bioteknologi antara lain berupa jagung yang resisten serangga, kapas tahan serangga, pepaya resisten virus, enzim pemacu produksi susu pada sapi, padi mengandung vitamin A, dan pisang yang mengandung vaksin hepatitis.
Bioteknologi memiliki beberapa jenis atau cabang ilmu yang beberapa diantaranya diasosikan dengan warna. Bir adalah salah satu produk bioteknologi putih konvensional. Bioteknologi merah mempelajari aplikasi bioeknologi di bidang medis, bioteknologi abu-abu untuk industri  pembuatan sumber energi terbarukan, bioteknologi hijau di bidang pertanian dan peternakan, dan bioteknologi biru untuk proses-proses yang terjadi di lingkungan akuatik.
Aplikasi dari bioteknologi medis sudah berlangsung lama. Sebagai contoh, pada 100 tahun lalu lintah umum digunakan untuk merawat penyakit dengan cara membiarkan lintah menyedot darah pasien. Hal ini dipercaya dapat menghilangkan darah yang sudah terjangkit penyakit. Pada zaman sekarang akhirnya diketahui bahwa lintah memiliki enzim pada kelenjar salivanya yang dapat menghancurkan gumpalan darah yang bila tidak dihancurkan dapat menyebabkan strok dan serangan jantung.
Ekonomi berbasis bioteknologi pada hakekatnya adalah: “....the way in which organisms - plants and animals – that are purposefully managed for economic output are arranged with respect to each other and to other biota in their environment”. Bioteknologi  adalah penggunaan ilmu biologi (misalnya manipulasi gen) yang sering dikombinasikan dengan ilmu lain misalnya ilmu material, teknologi nano, dan software komputer untuk menemukan, mengevaluasi, dan mengembangkan produk untuk bioindustri. Pengertian luas dari bioteknologi adalah mengaplikasikan teknik-teknik biologis dan rekayasa organisme (engineered organisms) untuk memproduksi produk tertentu. Sementara "bioindustri" berkaitan dengan kompleks industri yang menerapkan bioteknologi.
Pembakaran bahan bakar fosil oleh manusia merupakan sumber utama dari karbon dioksida yang merupakan salah satu gas rumah kaca yang dipercayai menyebabkan pemanasan global. Sejumlah kecil bahan bakar hidrokarbon adalah bahan bakar bio yang diperoleh dari karbon dioksida di atmosfer dan oleh karena itu tidak menambah karbon dioksida di udara.
Perbedaan ekonomi berbasiskan sumber energi fosil dengan bioteknologi
Fosil-Based Economy
Bio-Based Economy
Adalah aktivitas ekonomi yang sumber penggerak utamanya adalah bahan bakar fosil atau bahan bakar mineral, yakni sumberdaya alam yang mengandung hidrokarbon seperti batu bara, minyak dan gas alam.
Adalah aktivitas ekonomi yang digerakkan oleh hasil pengetahuan dan penelitian yang berfokus kepada bioteknologi, misalnya dari proses genetis dan sel yang diaplikasikan dalam proses industri.
Bersifat tidak bisa diperbaharui (non- renewable)
Selalu dapat diperbaharui (renewable)
Dikuasai para negara dan pengusaha besar, dengan jumlah pelaku yang terbatas. Mereka menguasai teknologi dan permodalan untuk mengekplorasi BBM.
Dapat dikuasai dan dijalankan oleh banyak pelaku kecil-kecil dan lebih tersebar karena teknologinya bersifat spesifik sumberdaya setempat.
Menghasilkan berbagai bahan racun ke udara, misalnya karbon dioksida yang telah menyebabkan pemanasan global.
Lebih ramah lingkungan, bahkan tidak meninggalkan residu, karena semua proses terserap oleh alam kembali secara alamiah (low-carbon growth model)
Pertanian adalah pengguna energi (BBM)
Pertanian menjadi sumber energi sistem dunia
Richardson (2012) melaporkan bahwa saat ini industri bioteknologi telah mulai menggantikan proses petro-chemical, yakni dengan memproduksi biofuels dan juga bioplastics. Ini telah menjadi sosok dari ekonomi modern.
Di Indonesia, sistem pertanian-bioindustri berkelanjutan juga telah disepakati menjadi ruh pembangunan pertanian ke depan. Visi Kementerian Pertanian sebagaimana terbaca dalam Strategi Induk Pembangunan Pertanian 2013-2045 yang disampaikan dalam Sidang Kabinet Terbatas tahun 2013, adalah: “Terwujudnya sistem pertanian-bioindustri berkelanjutan yang menghasilkan beragam pangan sehat dan produk bernilai tambah tinggi dari sumberdaya hayati pertanian dan kelautan tropika”.

Lalu kemudian dijelaskan pula berbagai strategi dan target. Dua di antaranya adalah sistem pertanian tropika terpadu serta pasca panen, agro-energi dan bioindustri berbasis perdesaan. Sementara kegiatan lain bersifat mendukung, mulai dari penataan agraria, sistem pemasaran dan rantai nilai produk, sistem pembiayaan pertanian, sistem penelitian, infrastruktur pertanian dan perdesaan, serta program legislasi. ********

Tidak ada komentar:

Posting Komentar