Judul: “Mau INI apa ITU?: Komparasi
Konsep, Teori dan Pendekatan dalam Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (125 versus 125)“
Penulis: Syahyuti
Cetakan I, Mei 2014
Ukuran : 15 x 23 cm
Halaman : xxx+396
ISBN : 978-602-1379-04-2
Diterbitkan oleh :
Pt. Nagakusuma Media Kreatif
(Amplitudo Media Science)
Anggota IKAPI No.469/DKI/XI/2013
SINOPSIS
Sebagaimana di bidang lain, dunia pengetahuan
tentang pedesaan
dan pertanian dipenuhi berbagai konsep, teori, pendekatan, dan juga
metode-metode riset. Antar mereka saling bersaing, tumbuh, adu kekuatan. Ada yang
lalu tumbuh berkembang terus dipakai lama oleh para ahli, namun ada juga yang
ditinggalkan, diganti atau dibuang. Sebagian tumbuh dan berkembang, namun sebagian
surut dan dikalahkan, dan akhirnya mati.
Pedesaan
dan pertanian tidak berdiri sendiri. Ilmu di bidang ini terkait dengan ilmu-ilmu dasar lain, misalnya ilmu
ekonomi dan sosial.
Ketika konsep-konsep ilmu
sosial digunakan dalam ranah pembangunan
pertanian, sementara di kalangan ilmuwan sosial sendiri masih
diliputi kekaburan,
tumpang tindih dan adanya inkosistensi konsep; maka penerapan teorinya otomatis juga akan kacau. Cukup banyak elemen
ilmu sosial yang digunakan dalam pembangunan pertanian, tidak hanya konsep,
namun juga teori dan bahkan metode. Beberapa metode pemberdayaan diturunkan
dari metode dalam penelitian ilmu-ilmu sosial.
Pembedaan di buku ini dilakukan secara diametral atau terpolar. Tidak selalu
untuk memihak salah satu kubu, karena bisa saja keduanya dikombinasikan. Isi
buku terdiri atas delapan bab, diawali denga bab tentang konsep-konsep pokok
dalam bidang pertanian dan pedesaan, misalnya tentang Pembangunan Pertanian, Pembangunan Pedesaan, Agribussiness, Agroekologi, Ketahanan Pangan, Kedaulatan
Pangan, Diversifikasi Pangan, Pertanian Kapitalis, Pertanian Rakyat, Corporate Farming, Pertanian Kota, serta Pertanian
sebagai Sektor Ekonomi dan sebagai Landasan Peradaban.
Lalu pada bab 2 diuraikan perihal berkenaan dengan
petani, mencakup peasant, farmer, petani besar versus petani kecil, rasionalitas
petani, serta
perlindungan petani dan pemberdayaan petani. Bab 3 berkenaan dengan lembaga dan
organisasi petani, memuat berbagai konsep dasar berkenaan dengan individual
action, colective action, nilai, norma, individual
organization, secondary
level organization, serta gapoktan dan koperasi. Berikutnya, bab 4 berisi tentang
pemberdayaan
petani mencakup monitoring dan evaluasi, stakeholders, pelatihan dan pendampingan, community organizing dan community development, partisipasi, human capital versus sosial
capital, penyuluhan, advokasi, farmer field school dan farmer business school, rra dan pra, serta beragam konsep dan cara pengukuran kemiskinan.
Permasalah agraria disampaikan di bab 5 yang berisi
permasalahan reforma agraria, landreform, tanah negara vs tanah ulayat, perbandingan antara pendekatan
pembangunan pertanian dengan landreform vs
agribisnis, revolusi pertanian vs involusi pertanian, konsolidasi tanah, delandreformisasi, serta kebutuhan lahan vs ketersediaan lahan
untuk pertanian. Lalu, bab
6 berisi perosalan perdagangan yang menjelaskan
pelaku serta organisasi di perdagangan, yaitu membedakan antara pedagang dengan broker, organisasi wto vs gatt, perdagangan bebas dan perdagangan adil, world economy forum dan world social forum , serta politik harga pangan antara yang pro konsumen vs pro produsen. Bab 7 berkenaan dengan ilmu
dan teknologi pertanian, mulai dari yang teknis sampai dengan sosial ekonomi. Dan,
bab terakhir berkenaan dengan ekonomi hijau , ekonomi biru, sustainable development, revolusi
hijau vs revolusi biru dan revolusi hayati, good agricultural practices serta pertanian organik.
*******
Tidak ada komentar:
Posting Komentar