Selasa, 17 Juni 2014

Pembangunan Pertanian vs Pembangunan Pedesaan


Bagi kita di Indonesia, sering pembangunan pertanian dan pedesaan sama dan sebangun. Pembangunan pedesaan pastilah pembangunan pertanian, dan sebaliknya. Padahal tidak juga demikian. Keduanya berbeda. Pendekatan dan bentuk-bentuk kegiatan yang dijalankan akan berbeda. Memang banyak organisasi bahkan departemen di beberapa negara menyatukan urusan pertanian dengan pembangunan pedesaan dalam satu wadah.

Sebuah seminar berjudul “The Future of Small Farms” dilakukan tanggal 26-29 Juni 2005 oleh International Food Policy Research Institute (IFPRI) dan Overseas Development Institute (ODI). Ada satu sub bab dalam prosidingnya yaitu “Beyond Agricultural Production to the Importance of the Rural Economy as a Whole”. Disini, pembangunan pertanian dipandang sebagai komponen pokok dalam pembangunan pedesaan. Pointnya adalah bagaimana memfasilitasi transisi dari pedesaan yang berbasiskan pertanian kecil menuju ekonomi pedesaan dengan sumber ekonomi beragam, mampu berkompetisi di pasar internasional, dan lebih dinamis.

Komparasi antara pembangunan pertanian dengan pembangunan pedesaan
Pembangunan pertanian
Pembangunan pedesaan
Bertujuan memproduksi komoditas pertanian untuk memenuhi kebutuhan nasional, mengelola sumber daya alam, dan mensejahterakan petani pelakunya.
Bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat pedesaan. Berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas kehidupan di pedesaan dan kesejahteraan ekonomi untuk mereka yang tinggal di pedesaan.  Secara tradisional adalah upaya mengekploitasi sumber daya alam, berupa pertanian dan kehutanan. Saat ini berkembang menjadi industri di pedesaan dan juga pariwisata.
Dipengaruhi iklim, kultur dan teknologi. Ilmu yang dibutuhkan adalah biologi tanaman dan hewan, tanah dan iklim, juga sosial ekonomi.
Memiliki karakter yang melekat dengan lokasi geografis, sehingga bidang ilmu yang digunakan adalah ekonomi, sosial, manajemen pembangunan dan politik.
Fokusnya misalnya peningkatan keterampilan agribisnis, investasi pertanian, industri pengolahan (agri-food industry), manajemen lingkungan, kesehatan hewan (animal welfare),  kualitas dan keamanan pangan, dan upaya memelihara tradisi (preservation of cultural heritage).
Objeknya pada penyediaan infrastruktur fisik dan sosial, fasilitas pendidikan, kesehatan, dan pemukiman.
 
 
Pengetahuan kita tentang pembangunan pertanian saat ini terpengaruh oleh perspektif industri. Kita berusaha menerapkan cara kerja industri dan ingin produknya mirip-mirip produk industri (seragam).
Terpengaruh oleh persepktif yang bias kota. Desa dibangun dengan harapan mirip-mirip kota.
Metode dan analisis yang digunakan mulai dari analisis budidaya, tata niaga hasil, keuntungan, pengorganisasian petani, dan lain-lain.
Metode studi yang digunakan misalnya adalah PRA (Participatory Rural Appraisal) dan RRA (Rapid Rural Appraisal).
Dulu yang dipentingkan adalah jumlah produksi, produktivitas, dan produktivitas tenaga kerja. Sekarang juga mempertimbangkan kesehatan lingkungan, keanekaragaman hayati, dan pangan yang sehat.
Dulu ukurannya adalah ekonomi terutama pendapatan penduduk pedesaan. Saat ini juga telah mempertimbangkan lingkungan, kualitas hidup, dan perubahan-perubahan struktur ekonomi yang lebih adil.
 
Dalam buku OECD (2010 : “Agricultural Policies and Rural Development: a Synthesis of Recent OECD Work”), disebutkan bahwa r
ural development memiliki konotasi yang luas dan beragam, dan istilah “rural development policyseringkali bolak-balik dengan konsep “regional policy” yakni ketika pembangunan pedesaan dimaknai sebagai isu pertumbuhan ekonomi. Sebagian negara ada yang menjadikan pertanian sebagai urusan pusat dan ada yang tidak.

Dalam hal integrasi antara  pembangunan pedesaan dengan kebijakan pembangunan regional, Norwegia dan Swiss mengintegrasikannya, sedangkan di Australia dan Eropa umumnya memisahkannya. Sementara antara pembangunan pedesaan dan pertanian, Australia dan AS misalnya memisahkannya, namun di Norwegia disatukan. Kasus lain, Jepang menjadikan pembangunan pertanian adalah kendaraan untuk menjalankan pembangunan pedesaan (OECD, 2010). Fokus pembangunan pertanian adalah peningkatan keterampilan agribisnis (business skills) untuk petani menghadapi tekanan global dan iklim misalnya di Australia, Kanada dan AS. Namun di Eropa umumnya mencakup investasi pertanian, industri pengolahan, manajemen lingkungan, kesehatan hewan,  kualitas dan keamanan pangan, serta upaya memelihara tradisi.
 
*******

Tidak ada komentar:

Posting Komentar